Jala nasional telah membentang panjang di Provinsi Sulawesi Tengah. Disana–sini harus menanjak dan menurun , berkelok-kelok, melingkar dan memutar bagai ular. Di sejumlah titik, jalan harus keluar masuk hutan, dilokasi lain bak membelah perkebunan. Ini jadi panorama impresif seakan sebuah lukisan.
Dari total panjang 2.373,40 kilometer (Km) jalan nasional di Provinsi Sulawesi Tengah, salah satu diantaranya ruas jalan Tawaeli – Nupabomba – Kebun kopi – Toboli sepanjang 40 Km, sebagian besar sudah berkondisi mantap. Lereng-lereng bukit yang dilapisi material Geogrid Biaxial yang dikombinasikan dengan Geomat berwarna hijau seakan menjadi magnet menarik perhatian setiap pengendara yang melintasi sepanjang ruas ini.
Selain itu kendaraan juga dapat melaju kencang, terutama dijalur lurus. Saking mulusnya, tanpa terasa pengendara seolah sedang terbang. Kesan lain yang tak dapat dilupakan, disisi jalan hadir eksotiknya alam dengan bukit dan pegunungan. Ruas Jalan Tawaeli – Kebun Kopi – Toboli telah dilakukan Rekonstruksi dan Penanganan Lereng di beberapa tempat untuk mencegah terjadinya longsor.
Baca Juga : DUKUNG PERTUMBUHAN EKONOMI PENYINTAS, VANCA UTAMA PERKASA PACU PROYEK JALAN KAWASAN HUNTAP
Rekonstruksi dilakukan dengan adanya perbaikan geometrik alignment horizontal pada daerah jalan yang berkelok dan mengalami penyempitan, sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi pengguna jalan. Penanganan lereng dilakukan dengan beberapa cara, yaitu : Dengan memiringkan geometrik lereng dengan perbandingan 1 : 1,5 atau kemiringan 56 Derajat.
Kemudian melakukan manajemen drainase pada setiap trap lereng dengan menggunakan saluran trapesium yang kemudian dialirkan menggunakan tipe DS 1 secara vertikal agar air yang turun tidak membebani lereng tersebut. Lalu penggunan Geogrid Biaxial sebagai perkuatan yang bertujuan untuk menstabilkan lereng serta di kombinasikan dengan pemasangan Geomat yang berfungsi sebagai media tanam untuk tempat tumbuhnya jenis tanaman kacang-kacangan agar mencegah terjadinya erosi.
Baca Juga : PEMKAB SIGI DUKUNG PUPR TANGANI INFRASTRUKTUR PASCABENCANA
Baca Juga : 25,43 KILOMETER JALAN PROVINSI DITANGANI OLEH BPJN XIV PALU
Kebun Kopi adalah nama suatu wilayah di Sulawesi Tengah, yang berada di daerah perbukitan. Daerah ini terkenal karena lerengnya yang rawan longsor. Sebelumnya, masyarakat Sulawesi Tengah yang ingin melewati Kebun Kopi umumnya membawa bekal makanan dan dongkrak untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi longsor dan mereka tak dapat melanjutkan perjalanan.
Jalan Kebun Kopi ini merupakan jalan akses masyarakat Palu untuk menuju ke Kabupaten Parigi Moutong, Provinsi Gorontalo & Manado, serta Provinsi Sulawesi Tenggarai. Sejak tahun 2017 hingga tahun 2019 lalu, Ditjen Bina Marga melalui Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN XIV Palu) mengalokasikan anggaran untuk penanganan lereng pada jalan Kebun kopi dengan resloping lereng agar lebih landai dan memperkuat tebing dengan teknologi geogrid untuk menahan jatuhnya batuan dan geomat untuk mengontrol erosi serta sebagai media tumbuhnya tanaman. Jadi, selain lebih aman, teknologi yang digunakan untuk penanganan lereng Kebun Kopi juga ramah lingkungan dan memiliki daya tarik pariwisata.
Berdasarkan hasil catatan Koran Trilogi, penanganan ruas Kebun Kopi saat itu terdiri atas dua paket yakni pertama rekonstruksi dan penanganan lereng Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli sepanjang enam kilometer yang menghabiskan dana APBN tahun jamak (2017-2018) sebesar Rp123,2 miliar dan dikerjakan kontraktor PT. Wasco SP-KSO.
Paket kedua adalah rekonstruksi dan penanganan lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli (4 km) menggunakan dana APBN tahun jamak (2017-2018) sebesar Rp74,7 miliar dikerjakan PT. Tunggal Mandiri Jaya (TMJ). Kedua kontrak paket itu berakhir atau selesai pada September 2018 silam.
Pada tahun 2019 BPJN XIV Palu, melalui Satker PJN Wilayah II kembali mengalokasikan anggaran untuk penanganan lereng dengan total senilai Rp302 Miliar, yang dibagi menjadi empat paket diantaranya Rekonstruksi dan penanganan lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebonkopi-Toboli II (MYC) Pelaksana PT Bumi Duta Persada, nilai kontrak Rp111 miliar.
Kemudian Rekonstruksi dan penanganan lereng Tawaeli-Nupabomba-Kebun Kopi-Toboli III Pelaksana PT Istaka Karya (persero), nilai kontrak Rp122 miliar, Penanganan longsoran Tawaeli–Nupabomba–Kebun Kopi–Toboli IV Pelaksana PT DD Brother Construction, nilai kontrak Rp35 miliar, serta Penanganan longsoran Tawaeli–Nupabomba–Kebonkopi–Toboli V yang digarap oleh PT Kurnia Mulia Mandiri, nilai kontrak Rp34 miliar. Namun secara keseluruhan, penanganan ruas Tawaeli-Toboli diperkirakan akan tuntas pada tahun 2022.
Proyek kebun kopi ini menggairahkan pembangunan infrastruktur agar secara bersamaan juga dapat menumbuhkan sector pariwisata, insudtri, pelabuhan sebagai sector trasnportasi. Dengan demikian, laju pergerakan barang dan jasa mengalir lebih lancer, mengehemat waktu tempuh untuk menggapai tujuan sekaligus untuk menghidupkan interaksi antar sector yang mendukung kehidupan masyarakat luas.
Diharapka pula sector perdagangan berpacu lebih pesat dampak ikutanya, memudahkan arus ekspor ke tingkat global yang pada giliranya memicu kinerja daya saing yang lebih mumpuni. Ruas Kebun kopi – Toboli sepanjang 40 Km yang sudah berkondisi mantap tersebut terkoneksi antar infrastruktur yang disinergikan dengan infrastruktur lainya ke berbagai kawasan termasuk kawasan perkotaan.