KAHMI di Pilkada Sulteng secara kelembagaan memilih untuk tidak berpihak pada calon tertentu dalam Pilkada Serentak 2024.
Wakil Sekjen Majelis Nasional KAHMI, Ruslan Sangadji, menegaskan bahwa organisasi tersebut tidak akan mengeluarkan dukungan resmi bagi kandidat mana pun.
KAHMI di Pilkada Sulteng menekankan pentingnya menjaga netralitas, meskipun individu anggotanya bebas untuk mendukung calon pilihan mereka.
Ruslan, yang akrab disapa Ochan, menjelaskan bahwa para anggota KAHMI biasanya akan cenderung mendukung kader dari kalangan mereka sendiri dalam Pilkada Serentak 2024.
Namun, KAHMI memastikan bahwa keputusan tersebut tetap berdasarkan pilihan individu, bukan keputusan kelembagaan.
“Biasanya, anggota KAHMI akan memilih sesama alumni HMI,” ujar Ochan.
Lebih lanjut, Ochan menegaskan bahwa penggunaan nama KAHMI untuk mendukung calon tertentu adalah tindakan yang tidak tepat.
Ia mencontohkan pernyataan dukungan Ketua Umum Majelis Wilayah KAHMI Sulteng, Andi Mulhanan Tombolotutu, yang mendukung pasangan Ahmad M. Ali dan Abdul Karim Aljufri, pasangan bakal calon gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Tengah.
Meskipun dukungan itu berasal dari tokoh penting KAHMI, hal tersebut tidak mencerminkan sikap kelembagaan KAHMI di Pilkada Sulteng.
KAHMI mengakui bahwa Ahmad M. Ali, yang juga merupakan Dewan Penasehat MW KAHMI Sulteng, telah banyak berkontribusi terhadap kegiatan HMI dan KAHMI di Sulawesi Tengah, termasuk memberikan beasiswa bagi kader HMI dari tingkat S-1 hingga S-3.
Namun, dukungan tersebut dilihat sebagai bentuk hubungan personal dan kontribusi individu, bukan sebagai representasi KAHMI di Pilkada Sulteng secara kelembagaan.
Ochan juga menyoroti keberagaman anggota KAHMI, yang tersebar di berbagai partai politik.
“KAHMI memiliki alumni yang ada di berbagai partai. Alumni yang berada di partai koalisi Ahmad Ali-Abdul Karim mungkin akan memilih pasangan tersebut. Sebaliknya, alumni di partai koalisi Anwar Hafid-Reny Lamadjido mungkin akan mendukung pasangan lain, dan begitu juga dengan alumni yang ada di partai koalisi Rusdy Mastura-Agusto Hambuako,” jelasnya.
KAHMI, menurut Ochan, tidak ingin terseret dalam urusan dukung-mendukung calon.
Organisasi ini menegaskan posisinya sebagai entitas yang netral, dengan menghormati hak anggotanya untuk memilih sesuai keyakinan dan pertimbangan pribadi.
“KAHMI di Pilkada Sulteng akan selalu menjaga netralitas dan tidak berpihak pada calon tertentu,” tutup Ochan.
Dengan sikap netralitas ini, KAHMI di Pilkada Sulteng berharap dapat tetap menjaga keharmonisan di antara para anggotanya yang berasal dari berbagai latar belakang politik, sambil tetap berkomitmen pada prinsip-prinsip organisasi dan kepentingan bersama.