Anggaran Hilang Rusak Jalan Terbilang
Keuangan negara babak belur di akhir perjalananya. Penyusunan rencana dan pelaksana tidak matang hingga pengawasan kurang awas, dituding jadi salah satu penyebab.
Potensi kerugian negara bisa makin tebal, bila memperhitungkan banyaknya jalan yang rusak. Artinya fungsi pengawasan masih lemah, tindakan preventive tidak jalan !.
Negara dirugikan atas sederet proyek yang menjadi aset, dengan kualitas yang jauh dari harapan. Proyek infrastruktur jalan yang semula digadang-gadang bermanfaat besar bagi masyarakat, justru menuai banyak sorotan.
Sekira sudah menyentuh angka ratusan miliar, anggaran untuk perbaikan kondisi ruas jalan nasional di sepanjang Umu-Paleleh-Lokodoka-Buol misalnya yang membentang sejauh 134,97 km dalam waktu separuh dekade. Potensi kerugian yang ditanggung negara bisa mencapai miliaran rupiah.
Hasil reportase Trilogi bersama tim akhir pekan lalu, menjajaki sepanjang ruas jalan Umu-Paleleh-Lokodoka-Buol yang menjadi kewenanagan PPK 1.1 di Satuan kerja PJN wilayah 1 Provinsi Sulawesi Tengah, sepertinya tidak sulit menemukan jalan berkondisi rusak sedang hingga berat sepanjang ruas itu.
Padahal sepanjang tahun 2019 sampai dengan tahun 2023 ini, kas negara sudah terkuras banyak dengan nilai yang mencapai ratusan miliar hanya demi menjaga kondisi jalan agar tidak rusak.
Di wilayah Kecamatan Gadung misalnya, ditemukan dengan panjang 4 meter badan jalan mengalami distorsi atau perubahan bentuk pada perkerasan jalan aspal, retak lelah dan deformasi pada semua lapisan perkerasan aspal sehingga mengganggu dan mengancam nyawa pengendara yang melintas.
Pengendara harus extra hati-hati dan antre saat melintasi di jalan itu. Pasalnya, separuh badan jalan sudah tidak beraspal karena rusak, akibat lambat ditangani.
“Ini belum diperbaiki sama sekali ternyata, tahun lalu kondisinya begini juga !” cetus Toni sembari menunjukan titik lokasi kerusakan.
Sementara wilayah lainya tepatnya di Kecamatan Paleleh Barat, juga ditemukan jalan-jalan yang berkondisi berlubang dengan tingkat kerusakan bervariasi. Salah satunya terdapat lubang yang cukup besar mengangga ditengah badan jalan yang berlokasi desa Bodi.
Untuk menandai adanya lubang itu, warga setempat menempatkan tumpukan batu kedalam lubang yang terdapat jaringan pipa sambungan air bersih warga yang menganga dibadan jalan.