Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah melalui Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang (PU-BMPR) menegaskan, perbaikan jalan yang ditanami pohon pisang di Desa Bantayan, Kecamatan Luwuk Timur, Kabupaten Luwuk, akan dikerjakan tahun ini.
Hal tersebut sebagai jawaban atas protes warga yang dilakukan dengan menanam sejumlah pohon pisang , karena jalan sepanjang kurang lebih 1 kilometer tersebut dibiarkan rusak.
“Kami tegaskan jalan di Desa Bantayan itu akan diperbaiki tahun ini karena sudah teralokasikan,” tegas Kepala Dinas PU BMPR Provinsi Sulawesi, Syaifullah Djafar, kepada Koran Trilogi, Sabtu 22 Juni 2019.
AKIBAT BANJIR, PRESERVASI JALAN TOMBET DIHENTIKAN SEMENTARA
Syaifullah Djafar mengaku, jika pihaknya memang tengah mempersiapkan penanganan untuk perbaikan pada jalan tersebut. Akan tetapi, akibat gangguan alam berupa tingginya curah hujan yang terjadi ketika itu, sehingga penangananya terhenti.
Tingginya curah hujan yang melanda daerah itu menyebabkan tumpukan-tumpukan material yang berada disepanjang Desa Bantayan itu akhirnya ikut terendam luapan air. Selain gangguan alam berupa banjir, hambatan yang dialami untuk penanganan jalan itu, tambah Syaifullah Djafar, adanya oknum-oknum yang memprovokasi masyarakat untuk mengambil material bahan untuk perbaikan jalan tersebut.
“Intinya jalan itu sedang kita kerjakan, material sdh siap semua, dan daerah itu terserang banjir. Lalu ketika banjir surut ada yg mengambil material-material disepanjang jalan dan ada juga yang memprovokasi masyarakat untuk mengambil meterial batu-batu untuk bahan jalan yang ada disitu,” ungkap orang nomor satu di Dinas PU BMPR itu.
Untuk penanganan ruas jalan ini, tambah Syaifullah Djafar, perbaikan jalan akan dilakukan sesegera mungkin. Apalagi kondisinya sudah membahayakan. Diharapkan perbaikan jalan tersebut, bisa mengurangi angka kecelakaan lalulintas serta menambah kenyamanan bagi pengguna jalan sehingga tidak terjadi hal yang tidak di inginkan.
“Jika jalan itu sudah membahayakan, maka secara langsung kami akan tangani, itu merupakan komitmen untuk dilaksanakan agar masyarakat benar-benar merasa nyaman melintasinya,” jelas bekas Kadis PU BMPR Kabupaten Parigi Moutong itu, kepada Koran Trilogi.
Sementara itu, Kepala Desa Bantayan, Imran Datu Adam menjelaskan penanaman pohon pisang yang dilakukan warganya merupakan bentuk protes warga atas janji pemerintah terkait perbaikan jalan yang tak kunjung dilakukan. Meski begitu, Ia mengaku telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan telah dianggarkan oleh pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah untuk perbaikan jalan dalam waktu dekat ini.
“Jadi penanaman pisang kemarin itu hanya merupakan salah satu reaksi warga yang protes atas kondisi jalan,” singkatnya.
Sebelumnya, berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Koran Trilogi, menyebutkan, hampir sepekan yang lalu, sejumlah masyarakat disepanjang jalan Trans Sulawesi, Desa Bantayan, melakukan aksi protes kepada pemerintah, dengan cara menanam beberapa pohon pisang disepanjang jalan yang rusak.
Aksi ini dilakunan sebagai bentuk protes warga, karena kesal perbaiakan jalan di Desa itu tak kunjung di perbaiki. Melalui aksi itu, masyarakat meminta agar pemerintah daerah melihat dan memperbaiki ruas jalan yang menghubungkan beberapa Desa di Kecamatan Luwuk Timur.