Setidaknya itu yang bisa dilihat dibekas proyek rehabilitasi dan rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi sepanjang segmen 1-5 sejauh 12,6 Km yang dikelolah oleh Satuan Kerja PJN wilayah I Provinsi Sulawesi Tengah.
Pendanaan proyek ini bersumber dari Loan atau pinjaman dana hibah dari Pemerintah Jepang atau Japan International Coorporation Agency (JICA) melalui program Infrastructur Recontruction Sector Loan (IRSL) paket A3 tahap I tahun anggaran 2021-2023.
Anggarannya cukup fantastis, dengan nilai proyek mencapai Rp 156,616.954.291.
Namun bisa dibilang penampakanya, sungguh sangat biasa-biasa saja.
Disinilah publik bertanya-tanya, bagaimana mungkin proyek diduga kuat berkualitas rendah itu seharga 150 Miliar lebih ?.
“Ya beginilah keadaanya belum lama dikerjakan, tapi sudah rusak” cetus warga sekitar yang dtemui dilokasi proyek.
Faktanya dilapangan, sejumlah titik item penanganan output pada paket rehabilitasi dan rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi yang belum lama dikerjakan ini, memang sudah di PHO.
Namun kondisinya sudah rusak disana-sini, padahal umurnya juga belum genap setahun.
Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, tentu saja menyambut baik-baik bantuan hibah perbaikan infrastruktur jalan gratis oleh Kementrian PUPR ini.
Meski begitu, mereka juga takjub dengan nilai proyek yang fantastis ini.
Atas nama untuk memulihkan infrastruktur pasca bencana, BPJN Sulawesi Tengah mengalokasikan anggaran hanya demi proyek rancang bangun.
Sementara diluar sana, ada puluhan jembatan dan ratusan kilometer jalan masih banyak rusak berat yang kini menunggu untuk diperbaiki. Sungguh ironis !.