Menanaggapi sejumlah kerusakan pada pengendalian lereng dan penanganan pendukung sarana badan jalan sepanjang segmen 1-5 ruas Kalawara – Kulawi, Syaifullah menduga ada kelemahan kordinasi antara Manajemen Kontruksi dengan pihak yang terkait dalam urusan proyek itu.
Ketua PD XX KB FKPPI Sulteng mengatakan, perubahan desain hingga keterlambatan mengeksekusi proyek rehabilitasi Kalawara – Kulawi tersebut menjadi salah satu faktor pemicu kerusakan yang timbul sekarang ini. Sebab kondisi geologi sepanjang ruas itu, diketahui kondisinya sangat labil dan cenderung berubah-ubah.
“Saya sudah warning waktu mereka memutuskan bikin desain baru !, Saya bilang kalau ini dibuat jadi langsung dijalankan. Karena kalau lambat lagi, nanti berubah lagi dan tidak sesuai kondisi dilapangan. Diawal itu kan, JICA memang telah melaukan survey dan merancang paket itu tapi lambat di eksekusi. Andaikan desain JICA yang diterapkan pada paket ini, saya kira itu bagus sekali artinya tidak terlalu banyak risiko-risiko longsoran dan semacamnya yang kita dapat saat ini.” jelasnya.
Paket desain and build Kalawara – Kulawi ini, kata Syaifullah, adalah skema proyek yang dirancang untuk penghemat waktu, dimana perencanaan dan pelaksanaan jalan berbarengan sehingga kemudian di implementasikan di kondisi pekerjaan infrastruktur yang relatif punya risiko tinggi, banyak variable risiko perubahan dan memerlukan detail rincian berupa detail desain yang lebih mikro yang lebih kompleks.
Dia menyarankan agar penanganan paket rancang bangun rehabilitasi dan rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi yang sudah menguras anggaran ratusan miliar itu, pemerintah harus mengevaluasi kembali kondisi lapangan hasil pekerjaan dengan desain awal.
“Paket desain and build ini diputuskan karena keterbatasan waktu. Dari pada kita bikin DED dulu menunggu satu tahun baru kita laksanakan lagi, sehingga pelaksanaan desain dan pelaksanaan konstruksi berbarengan Itu sebenarnya tujuan awalnya. Kemudian juga penanganannya itu terlalu lambat !, Jadi, penanganan yang kurang stabil begitu tidak boleh kita lama di administrasi. Hanya kita dikalah sama gerakan perubahan alam yang mestinya kita cepat antisipasi” pungkasnya.
Kerusakan yang terjadi pada bagian kontruksi di proyek rehabilitasi dan rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi sepanjang segmen 1-5, di Kabupaten Sigi memperlihatkan adanya kelemahan dan kesembronoan dalam proses pelaksanaanya.
Perlu diselidiki penyebab terjadinya kerusakan dibekas proyek senilai Rp156,6 miliar itu.
Petaka ini tidak akan terjadi bila urusan pengerjaan dan pengawasan proyek, dilakukan secara cermat.
Proyek selesai digarap, lalu baru saja di PHO akhir Juli lalu, akan tetapi sejumlah titik lereng ambrol dan sarana pendukung jalan ikut rusak duluan.
Kerusakan dini pada sejumlah titik di proyek yang dikerjakan oleh konsorsium BUMN PT Wijaya Karya Persero Tbk dan konsultan pengawas PT Parentjana Djaja itu, mempertegas bahwa suatu proyek rancang bangun tersebut bisa disebut gagal.
Ada sejumlah penyebab atas gagal kontruksi proyek yang digarap konsorsium BUMN ini, salah satu peluang penyebab terjadinya ditenggarai proses pelaksanaanaya dikerjakan secara terburu-buru dan ada indkasi permainan bestek.