Menebak Arah Politik Golkar di Pilgub Sulteng 2024
Partai Golkar tampaknya masih mempertimbangkan langkah-langkah strategis sebelum menentukan calon yang akan mereka dukung dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Tengah (Sulteng) 2024. Proses ini menggambarkan betapa dinamisnya politik di tanah Tadulako, khususnya dalam konteks pemilihan kepala daerah yang selalu penuh dengan kejutan.
Partai besutan Airlangga Hartarto ini sudah melakukan survei dalam tiga tahap sebelum menetapkan dukungan. Survei pertama telah selesai, dan hasil survei kedua diperkirakan akan keluar pada pekan pertama Agustus 2024.
Hasil survei internal pertama menunjukkan enam besar calon gubernur dengan peringkat sebagai berikut: Anwar Hafid 16,70 persen, Hidayat Lamakarate 15,38 persen, Ahmad Ali 13,95 persen, Rusdi Mastura 7,43 persen, Iwan Lapata 2,75 persen, dan Arus Abdul Karim 0,31 persen. Sebanyak 43,48 persen responden belum menentukan pilihan.
Analisis Arah Politik Golkar
Mengapa Golkar begitu berhati-hati dalam menentukan dukungan di Pilgub Sulteng 2024? Langkah ini menunjukkan pentingnya strategi dan data dalam politik modern.
Golkar memahami bahwa dukungan yang salah bisa berdampak negatif pada elektabilitas partai secara keseluruhan.
Baca Juga : Golkar & PKB Berkoalisi : Pasangan Erwin Sahid Siap Tempur di Pilkada Parigi Moutong 2024 !
Proses tiga tahap survei yang dilakukan Golkar menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan popularitas calon, tetapi juga mempertimbangkan faktor-faktor lain seperti visi dan misi, kemampuan memenangkan pemilu, dan potensi kerja sama dengan partai-partai lain.
Berikut ini daftar Calon Gubernur yang memperoleh survei internal Golkar dalam menentukan arah dukungan pada Pilgub Sulteng 2024.
Potensi Calon Gubernur
-
Anwar Hafid:
Memimpin dengan elektabilitas 16,70 persen, Anwar Hafid menunjukkan popularitas yang signifikan di antara responden survei. Namun, apakah popularitas ini cukup untuk memenangkan hati Golkar?
-
Hidayat Lamakarate:
Dengan 15,38 persen, Hidayat Lamakarate menempati posisi kedua. Elektabilitasnya menunjukkan bahwa ia memiliki basis pendukung yang kuat, namun masih ada jarak yang perlu diisi untuk menjadi pilihan utama Golkar.
-
Ahmad Ali:
Meskipun berada di peringkat ketiga dengan 13,95 persen, Ahmad Ali memiliki peluang untuk mengubah peta politik jika dapat meningkatkan dukungan di tahap survei berikutnya.
-
Rusdi Mastura:
Sebagai gubernur petahana, Rusdi Mastura memiliki elektabilitas 7,43 persen. Meski tidak tinggi, posisinya sebagai petahana memberikan keuntungan tertentu dalam strategi kampanye.
-
Iwan Lapata dan Arus Abdul Karim:
Kedua calon ini mendapatkan surat tugas dari Golkar, menunjukkan bahwa mereka masih dalam pertimbangan serius meskipun elektabilitas awal mereka rendah.
Sebelumnya diberitakan Ketua Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Sulawesi DPP Partai Golkar, Muhidin M Said, menjelaskan bahwa partainya sedang menunggu hasil survei tahap kedua sebelum memutuskan dukungan.
“Masih menunggu hasil survei yang kedua, saat ini sementara berlangsung,” katanya di Palu, Kamis. Keputusan ini mencerminkan betapa pentingnya data elektabilitas dalam menentukan calon yang akan didukung.
Baca Juga : Kemana Golkar Berlabuh? | Drama Politik Sulteng 2024 Memanas, Hasil Survei Kedua Jadi Kunci !
Muhidin menekankan bahwa politik itu dinamis dan tidak bisa tergesa-gesa. Golkar telah mengeluarkan surat tugas untuk dua bakal calon gubernur, Arus Abdul Karim dan Iwan Lapata.
“Saat ini para calon yang diusung Golkar baru mendapatkan surat tugas,” ujarnya.
Meskipun beberapa bakal calon gubernur mengklaim telah mendapatkan rekomendasi dari Golkar. Muhidin menanggapi hal ini dengan diplomatis, menunjukkan bahwa segala kemungkinan masih terbuka.
“Tidak bisa dikatakan ini tidak bisa, karena semuanya bisa, dan bisa juga tidak,” ujarnya.
Gubernur Sulteng saat ini, Rusdi Mastura, juga sedang melakukan penjajakan dengan Partai Golkar untuk maju di periode kedua. Dengan delapan kursi di DPRD Sulteng,
Golkar memiliki posisi tawar yang kuat. Selain Golkar, PDI Perjuangan memiliki tujuh kursi dan Perindo dua kursi.
Golkar masih dalam tahap analisis dan evaluasi yang mendalam sebelum menentukan dukungan resmi untuk Pilgub Sulteng 2024.
Proses ini menunjukkan betapa pentingnya data dan strategi dalam politik modern. Dengan survei tahap kedua yang akan segera keluar, Golkar dihadapkan pada pilihan yang tidak hanya akan menentukan arah politik di Sulteng, tetapi juga mempengaruhi elektabilitas partai di tingkat nasional.
Keputusan akhir Golkar akan menjadi sorotan, mengingat pengaruh partai ini dalam peta politik nasional. Publik dan para pengamat politik akan terus mengikuti perkembangan ini dengan antusias, menebak arah politik Golkar di Pilgub Sulteng 2024.