“Penghasilan dari produk bambu saya buat sebulannya paling Rp 1 juta, kadang-kadang dalam satu bulan itu tidak ada sama sekali” ungkap Burhan.
Untuk pemasaran, Burhan kini lebih banyak mengandalkan jasa teman dan keluarga serta kegiatan pameran yang digelar oleh pemerintah setempat.
Setelah kerajinan bambu yang dibuat terkumpul, Burhan akan menawarkan produk itu melalui jejaring sosial untuk memasarkannya.
Pembeli pengecer sudah jarang. Maklum, kini perabot berbahan plastik dan stainless steel sudah banyak dipasarkan, sehingga mempengaruhi pasar produk bambu miliknya.
“Alhamdulillah, ada juga sedikit meski hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja,” jelas Burhan bersyukur.