Proyek pembangunan hunian tetap (Huntap) bagi penyintas bencana Palu yang berlokasi di Kelurahan Duyu, Kecamatan Tatanga, sebagian kontruksi pendukungnya mengalami rusak berat akibat dihantam kiriman air hujan dari pegunungan desa Doda.
Bangunan huntap sebanyak 230 unit yang masih tahap pelaksanaan oleh pihak rekanan PT Wijaya Karya, dengan nilai kontrak senilai Rp40.9 miliar, itu akan dijadwalkan berakhir pada bulan Desember 2020 mendatang.
Hasil pantauan warga setempat kepada Koran Trilogi, Kamis 24 September 2020 menjelaskan sebagian kontruksi beton pendukung dilokasi huntap mengalami ambelas dan mengancam kontruksi bangunan Huntap yang berdiri diatas lahan 14.1 hektar.
Menurutnya kerusakan pada sebagian bangunan Huntap tersebut akibat dihantam banjir kiriman air dari pegunungan desa Doda, yang terjadi pada Rabu malam.
“Ini dihantam banjir tadi malam pak. Belum ditinggali, sudah begini kondisinya. Kalau kami tahu dari awal, mending kami pilih bangunan hunian mandiri saja” singkat Novianti Azmar yang juga salah satu penerima Huntap Duyu.
Sebelumnya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menghadapi masalah sosial dalam pembangunan hunian tetap (huntap) untuk pengungsi korban gempa, tsunami dan likuefaksi Kota Palu, Sulawesi Tengah di lahan relokasi seluas 36 hektar di Kelurahan Duyu.
Akibatnya Kementerian PUPR tidak dapat memanfaatkan seluruh lahan relokasi di sana untuk mendirikan huntap bagi pengungsi korban bencana pada 28 September 2018 silam. Meskipun Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menargetkan pembangunan hunian tetap atau huntap pascabencana gempa bumi di Sulawesi Tengah selesai Mei 2020 lalu.
Pada tahap I Dirjen Perumahan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BP2W) Sulawesi Tengah membangun sebanyak 630 unit huntap di bangun di Sulawesi Tengah. Pembangunan huntap di dilakukan di dua wilayah yakni Kelurahan Duyu, Kota Palu dan Desa Pombewe, Kabupaten Sigi.
Di Kelurahan Duyu dibangun 230 unit huntap dan di Desa Pombewe sebanyak 400 unit huntap. Di Kelurahan Duyu lahan yang sudah bebas seluas 14,1 hektare yang akan digunakan untuk 230 unit huntap dengan target selesai Mei 2020 lalu kemudian molor pada bulan Desember 2020 mendatang. Selain itu Pembangunan huntap di Sulawesi Tengah juga melibatkan donatur yakni Yayasan Buddha Tzu Chi yang membangun 1.500 unit di Kelurahan Tondo, Kota Palu dan 1.000 unit di Pombewe, Kabupaten Sigi.
Huntap dibangun menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat (Risha), karena merupakan rumah tahan gempa dan proses pembangunannya yang lebih cepat dengan menggunakan sistem modular.
Sampai berita ini diterbitkan pihak penyedia jasa PT Wijaya Karya untuk proyek Huntap Duyu, maupun Pengguna Anggaran Dirjen Perumahan Kementerian PUPR melalui Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BP2W) Sulawesi Tengah, belum dapat dikonfirmasi terkait dengan kerusakan pada bangunan pendukung kontruksi bangunan Huntap.