Rahmat Teno justru menuding pihak perusahaan PT Donggi Senoro LNG dianggap tidak memahami klutur budaya masyarakat setempat yang menginginkan kesempatan bekerja di perusahaan. Meskipun, kata dia, sejumlah projek perusahaan itu berada di wilayah desa mereka.
“Kami masyarakat kecil hanya butuh biaya hidup sehari hari untuk menghidupi keluarga kami. Kemudian, Perusahaan ini kami anggap tidak memahami kultural budaya masyarakat saat ini butuh. Padahal projek mereka ada di Wilayah kami sebagai Ring satu yang terdampak langsung sementara kami hanya jadi Penonton” ujarnya.
Sabtu sore sejumlah masyarakat desa Uso menggelar pertemuan bersama pihak management perusahaan PT Donggi Senoro LNG di Balai Desa yang disaksikan oleh Camat, Polsek Batui dan Danramil Batui. Pertemuan ini dilakukan untuk memediasi permintaan masyarakat sekitar pabrik bersama management PT Donggi Senoro LNG.
Pertemuan itu berlangsung a lot, sehingga tidak menemui titik temu. Ada 6 point tuntutan masyarakat yang disampaikan, namun pihak perusahaan PT Donggi Senoro LNG belum menyepakati.
Sehingga, dengan pertemuan mediasi yang buntu itu lantas kemudian warga desa Uso berencana akan menggelar aksi demonstrasi Senin 22 Januari 2024 mendatang bertempat di Jembatan Jalan Trans Luwuk-Batui yang berdekatan langsung dengan Obyek Vital Nasional.