Rekomendasi hasil rapat dengan DPRD Kabupaten Banggai soal skala prioritas perekrutan tenaga kerja lokal, kata Dirwan Manggulele, seharusnya sudah diterapkan oleh kedua perusahaan itu. Namun kenyataannya, banyak tenaga kerja lokal yang mengeluh karena sulitnya masuk untuk bekerja di perusahaan-perusahaan yang ada di daerah sendiri.
“Kenapa saya tahu di dua Perusahaan ini masih banyak orang dari luar daerah yang bekerja didalam, ketimbang Kita masyarakat Uso Khususnya !, biar cuman baparas-paras rumput, dengan bagale-gale tanah hanya modal sekop dengan Pacul, Pakuel saja. Banyak Sub Kontraktor yang punya pekerjaan di dalam, Tolonglah kitorang disini biar cuman Ijasah SD Bisa juga kalau cuman pekerjaan baaparas paras rumput disepanjang jalan” harap Dirwan Manggulele.
Dirwan Manggulele menambahkan serapan tenaga kerja lokal di lingkungan sekitar perusahaan PT DSLNG dan PT ESSA PAU, warga menilai masih dianggap belum maksimal berpihak kepada masyarakat lokal. Pasalnya dari penerimaan tenaga kerja tersebut, yang terserap pelamar dari luar daerah.
“Kita jelas tidak ingin masyarakat disini hanya jadi penonton saja” ujarnya.
Ditempat berbeda, keluhan minimnya penyerapan tenaga kerja lokal itu juga disampaikan oleh pihak Pemerintah setempat melalui Nasrullah A Uka selaku Kepala Desa Uso mengatakan Perluasan tenaga kerja lokal oleh pihak perusahaan juga dapat memengaruhi perekonomian masyarakat setempat.
Menurutnya, ada banyak masyarakat desa setempat yang kehilangan pekerjaan dan hingga kini kesulitan untuk mencari pekerjaan baru. Untuk itu, dirinya berharap agar pemerintah daerah Kabupaten Banggai dan pihak perusahaan bisa mengakomodir keluhan warga desa Uso.
“Kami selaku Pemdes Uso, akan mengundang secara resmi semua pihak-pihak terkait !. Berikan saya waktu berdiskusi dengan mereka, apa apa yang menjadi titik temunya, sebab saya selaku Kepala Desa terpilih yang barusan menjabat 1Tahun lebih ini, hanya mewarisi pekerjaan rumah yang tidak atau blm terselesaikan sampai saat ini, salah satunya terkait Program kerja untuk Mengurungi Pengangguran Masyarakat di Desa saya” tandas Nasrullah A Uka Kepala Desa Uso.
Untuk diketahui Kilang DSLNG terletak di Kabupaten Banggai, atau sekitar 45 kilometer sebelah tenggara kota Luwuk, yaitu kota utama di Kabupaten Banggai.
Kilang LNG berdiri di atas lahan seluas lebih dari 300 hektar, di pesisir pantai yang menghadap Selat Peling. DSLNG didirikan sebagai perusahaan penanaman modal asing (PMA) pada tanggal 28 Desember 2007, dengan para pemegang saham Pertamina Energy Services Pte Ltd (29%), PT Medco LNG Indonesia (20%) dan Mitsubishi Corporation (51%).
Namun demikian, terhitung Februari 2011, struktur kepemilikan berubah menjadi PT Pertamina Hulu Energi (29%), PT Medco LNG Indonesia (11.1%) dan Sulawesi LNG Development Ltd (59.9%).