Tidak kurang dari 180 ribu batang bambu dijadikan struktur dasar kontruksi jalan nasional Bts Kota Tolitoli – Silondou khususnya segment Bambuan untuk mengatasi tanah lunak. Penerapan tepat guna teknologi matras bambu ini pertama di Sulawesi Tengah.
Teknologi matras bambu dalam konstruksi dasar jalan itu, digadang-gadang akan memberi manfaat besar dalam memulihkan kondisi ruas jalan nasional di segment 2 Bambuan sejauh 1,167 Km yang melintasi rawa-rawa sekaligus sebagai tembok pelindung untuk halau sewaktu-waktu terjadinya banjir.
Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN Sulawesi Tengah) melalui Satker PJN wilayah 1 bersama PPK 1.3 memanfaatkan teknologi matras bambu karena tanah daerah dusun Bambuan konstruksinya tergolong tanah sangat lunak.
Berdasarkan data yang di peroleh Trilogi bahwa segmen I Bambuan yang berlokasi pada titik STA 6+225 – 8+133 sejauh 2,083 Km dan segmen II Bambuan pada titik STA 8+133 – 9+300 sejauh 1,167 Km telah dilakukan pengujian tanah melalui Cone Penetration Test Ultimate (CPTU) dan soil improvement agar jalan dapat dibangun di atasnya dengan aman.
Pelaksanaan konstruksi jalan Bts Kota Tolitoli – Silondou, memang sudah dikenal memiliki medan yang cukup extreme berupa rawa-rawa, yang berlokasi di dusun Bambuan, Desa Ogomatanang, Kecamatan Lampasio. Badan jalan melintasi rawa-rawa dan sering tergenang oleh banjir yang tak pernah kering, sehingga menimbulkan tantangan untuk membangun jalan di atasnya.
PPK 1.3 Provinsi Sulawesi Tengah, M Ari Subdra ST, MT, menjelaskan bahwa penanganan paket Preservasi ruas jalan nasional Bts Kota Tolitoli – Silondou panjang penanganan efektif kurang lebih 34,1 km, yang terbagi dalam 6 lingkup pekerjaan. Termasuk 2 penanganan khusus segmen Bambuan masing-masing diantaranya sejauh 1,167 Km dan 2,083 Km.
Menurut Ari khusus penanganan 2 segment khusus Bambuan dilakukan metode berbeda diantaranya segmen I model penanganan dilakukan peninggian elevasi badan jalan 2 meter dan tidak menggunakan cerucuk bambu akan tetapi langsung dilakukan penimbunan dengan material timbunan pilihan berbutir setinggi 1,5 meter dan lebar kiri kanan badan jalan 17 meter dengan panjang penanganan sejauh 2,083 Km kemudian dilapisi material geotextile untuk meningkatkan stabilitas timbunan.
Pada segmen II model penanganan yang dilakukan dengan menggunakan cerucuk dan teknologi matras bambu yang dilapisi material geotextile, lalu kemudian di timbun sisi kiri dan kanan jalan setinggi 1,5 meter dengan lebar 13 meter menggunakan timbunan pilihan berbutir dengan panjang penanganan sejauh 1,167 Km.
“Realisasi progres khusus segmen Bambuan di bulan Desember, rencana 94,254 persen, realisasi 95,511 persen, deviasi +1,257 persen” beber Ari, belum lama ini.
Penanganan khusus segmen Bambuan ini, menurut Ari diharapkan dapat semakin melengkapi konektivitas jaringan jalan nasional di wilayah Kabupaten Tolitoli sekaligus menjadi penghubung kawasan strategis daerah penghasil cengkeh itu. Dia juga menegaskan agar pelaksanaan penarapan teknologi matras bambu untuk pembangunan jalan di segmen khusus Bambuan tersebut, tetap memperhatikan aspek kontruksi.
“Harus benar-benar diperhatikan kualitas bambu yang dipakai mulai dari jenis, ukuran diameter dan tebal. Selain itu, penggunaan timbunan pilihan berbutir diatas matras bambu juga kita awasi” tegasnya.