SEJAK dilantik pada medio 2015 lalu, Gubernur Sulawesi Tengah Longky Djanggola, tancap gas. Sejumlah proyek infrastrukutr dicanangkan di seanteru daerah. Semuanya demi mengatasi ketertinggalan. Terutama dari sektor trans jalan kebun kopi.
Dibandingkan dengan provinsi tetangga, ketersediaan infrastrukutu utama cukup mengenaskan. Tapi, tanpa kalkulasi matang, proyek abadi itu menggerus anggaran tiap tahunya. Apalagi sejumlah pekerjaan menyedot dana besar.
Pemerintah jor-joran menggeber sejumlah proyek prioritas. Ada yang dibiayai dari kantong APBN maupun APBD. Untuk paket Multi Years Contrac (MYC) Rekontruksi dan Penanganan Lereng Tawaeli, Nupabomba, Kebun Kopi, Toboli tahun 2017.
Perusahaan kontruksi PT Tunggal Mandiri Jaya (TMJ) salah satu bagian perusahaan yang menyabet kontrak kerja sebagai pemenang dengan nilai harga penawaran senilai Rp74.675.427.00 dari 137 peserta lelang.
Paket yang dihelat oleh Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pengawas Jalan Nasional (PJN) Wilayah II Sulawesi Tengah, dengan PPK 08 koridor Kebun kopi, Toboli, Tumora (Bts. Poso) dengan nilai pagu anggaran dibandrol mencapai Rp98.536.269.000.
PT TMJ adalah salah satu Perusahaan kontraktor jalan terbesar di Sulawesi Tengah, yang juga direkturnya dikenal dekat dengan sejumlah pejabat tersebut, dijadwalkan akan mengerjakan ruas jalan kebun kopi pertanggal 4 Desember sampai dengan 23 Mei tahun 2018, sepanjang Km.30+000 – Km. 33+300.
Hal ini dibuktikan dengan adanya surat pengumuman izin buka tutup jalan ruas kebun kopi dengan Nomer :B/259/XI/2017/Ditlantas, yang di layangkan pihak PT TMJ Belum lama ini.
PT TMJ, nomer NPWP 01.992.987.6-831.000 dengan alamat perusahaan sesuai dengan akta di Jalan Yosudarso, No. 15 Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah itu disebut sebut kepunyaan Yohanes Hantje berdasarkan hasil penelusuran Trilogi.co dari beberapa kalangan.
“Memang yang punya TMJ itu pak Hantje, dia lg banyak kerjaan untuk tahun ini,” kata salah satu sumber yang meminta identitasnya tidak di publis, belum lama ini.
Selain ruas proyek kebun kopi, kata dia, TMJ juga sepanjang tahun 2014 hingga tahun 2017 saat ini sudah banyak mengerjakan sejumlah paket jalan baik itu APBN maupun APBD.
“Jika dihitung hitung sudah ratusan miliar anggaran proyek dikerjakan sepanjang tahun itu yang dia kerjakan TMJ-red. Tapi banyak juga yang bermasalah,” tegasnya kepada Trilogi.co belum lama ini.
Berkali kali kami melakukan upaya konfirmasi dengan menghubngi via telfon genggamnya dan pesan singkat di nomer pribadinya, direktur PT TMJ, Hantje Yohanes, nomernya tidak aktif. Sampai berita ini diterbitkan, kontraktor yang diduga mengerjakan sejumlah paket infrastruktur di Sulteng ini belum bisa dihubngi.
Memang berdasarkan hasil catatan Trilogi.co yang diambil dari beberapa sumber menyebutkan, jika PT. TMJ yang tak lain kepunyaan Hantje Yohanes itu, sejak tahun 2012 hingga tahun 2017 sudah sering mendapatkan dan mengerjakan paket infrastrukur dengan biaya jumbo. Seringkali dalam pekerjaanya, PT TMJ selalu menjadi sorotan media dan pemerhati jalan.
Dari catatan kami sepanjang tahun 2012 hingga tahun 2017, berikut sebagian dari paket proyek infrastruktur jalan nasional dan jalan provinsi di Sulawesi Tengah yang dibiayai dari kantong APBN dan APBD dikerjakan oleh PT Tunggal Mandiri Jaya.
- Ruas jalan Tonusu, Kecamatan Pamona Barat, Poso dengan Gintu di Kecamatan Lore Selatan, sepanjang 29 Kilometer dengan anggaran dibandrol sebesar Rp46 miliar, pada tahun 2014.
- Proyek perluasan jalan Nasional ruas jalan Lingadan, Laulalang Kecamatan Tolitoli Utara, Kabupaten Tolitoli senilai Rp46,3 miliar pada tahun 2015.
- Dua paket peleberan jalan Desa Pandiri dan Desa Kuku dikerjakan pada tahun 2013 sementara proyek pelebaran jalan Desa Kuku sampai Desa Sangira pada tahun 2015 dengan anggaran di bandrol senilai Rp53 miliar, yang diambil dari kantong APBN.
- Pekerjaan rigid pavement proyek jalan nasional Trans Sulawesi (Kebun kopi) yang dikerjakan TMJ pada tahun 2013 di bandrol senilai Rp17 miliar dari mata anggaran APBN.
Dari beberapa catatan kami juga menyebutkan jika Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga mulai menangani lereng pada jalan Kebon Kopi pada ruas Palu-Parigi di Sulawesi Tengah. Penanganan ditandai dengan penandatanganan dua paket pekerjaan dengan total nilai sebesar Rp197,96 miliar, pada bulan November lalu di.
Tanda tangan kontrak disaksikan langsung oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Arie Setiadi Moerwanto, Direktur Pembangunan Jalan Achmad Gani Ghazali Akman dan Direktur Jembatan Iwan Zarkasi.
Paket pekerjaan pertama senilai Rp123,29 miliar untuk rekonstruksi dan penanganan lereng pada ruas Nupabomba-Kebon Kopi-Toboli I. Kontraktor pemenangnya adalah kerjasama operasi antara PT Widya Sapta Contractor-PT Citra Kurnia Waway-PT Saranamukti Puterasejati untuk penanganan sepanjang 6 Km.
Dari bocoran informasi kami temukan untuk paket kedua senilai Rp74,67 miliar diperuntukan untuk pekerjaan serupa pada ruas Tawaeli-Nupabomba- KebonKopi-Toboli sepanjang 3,3 Km. Pelaksananya adalah PT Tunggal Mandiri Jaya. Kedua paket pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan tahun jamak 2017-2018.