CEPAT CEPAT ASAL KELAR
Banyak menyerempet rambu, proyek menyedot miliaran rupiah pelapisan Runway, Kabandara Simanjuntak ini digeber agar terus melaju. Tidak ada yang mengetahui dan memberi jaminan.
Pemerintah pusat melalui Kementrian Perhubungan (Kemenhub) Republik Indonesia, jor – joran menggeber sejumlah proyek prioritas di sejumlah daerah. Alasanya, semuanya dalam mengatasi ketertinggalan. Khususnya dari sektor vital pembangunan bandar udara.
Dibandingkan dengan Kabupaten lain di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, Bandar Udara Pogugol, Kabupaten Buol, melalui ketersediaan anggaran, cukup mengesankan. Akan tetapi, melalui kalkulasi yang begitu matang, proyek yang menggerus anggaran miliaran rupiah itu, dihasilkan dengan karya yang sangat buruk.
Proyek pelapisan runway, taxiway dan apron dalam rangka peningkatan PCN dengan hotmix termasuk marking, dihelat Satuan Kerja (Satker) Bandar Udara Pogugol, Buol. Proyek tersebut dibiayai melalui Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp17.023.885.000, Tahun Anggaran (TA) 2017.
Fajar Raya Usaha Nusa (FRAUN), keluar sebagai perusahaan pemenang tender pada bulan Mei ketika itu, dari 23 perusahaan peserta lelang, dengan nilai harga penawaran Rp16.692.000.000. Paket yang dihelat oleh Satuan Kerja (Satker) Bandar Udara Pogugol, Buol tersebut dengan nilai pagu anggaran dibandrol mencapai Rp17.023.885.000.
Pemerintah daerah harus segera melakukan penyelidikan atas proyek pembangunan landasan pacu pesawat di bandar udara Pogugol, Kabupaten Buol. Proyek yang menyedot puluhan miliar tersebut mengalami kerusakan yang cukup parah. Dari hasilnya ditemukan, sebagian landasan pacu tersebut mengalami retak-retak, bergelombang bahkan parahnya ssebagian aspalnya telah mengelupas. Tentunya hal ini sangat membahayakan baik ketika pesawat sedang Landing maupun take of.
“Landasan pacu bandara itu kan baru selesai dikerja tapi kondisinya sudah rusak?. Ini yang harus diselidiki oleh pihak pemda. Karena jangan jangan ada unsur kesengajaan dari pihak pemenang tender,” kata sumber trilogi.co ketika dikonfirmasi belum lama ini.
Cukup ironis proyek pelapisan runway, taxiway dan apron dalam rangka peningkatan PCN dengan hotmix termasuk marking yang baru berumur jagung itu, sudah banyak mengalami kerusakan. Banyak yang menduga, jika pelaksanaanya dilakukan secara asal asalan, tidaka ada pengawasan pada proses itu, sehingga menyebabkan kwalitas hasil pekerjaanya menjadi buruk.
“Pekerjaan runway itu kan baru beberapa bulan lalu dikerjakan, tapi ko sudah mengelupas?. Artinya sangat jelas ada unsur KKN sehingga pihak rekanan yang mengerjakan tidak profesional dan tidak berpengalaman. Kan sudah ditahu pihak rekanan itu kan mencari keuntungan besar jadi sudah pasti ada indikasi di mark,up,” tegasnya kepada trilogi.co, dan meminta identitasnya tidak di publis.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala bandar udara Pogugol Buol, Simanjuntak beserta direktur PT FRAUN, Djhony Fonky melalui sambungan nomer ponsel pribadi keduanya tidak merespon terkait dengan informasi tersebut. Sepertinya keduanya kompak menutup diri untuk tidak mengomentari hal itu. Sampai berita ini diterbitkan, keduanya masih memlih bungkam.
Pantauan dilokasi proyek pelapisan runway, taxiway dan apron dalam rangka peningkatan PCN dengan hotmix termasuk marking di bandar udara Pogugol, Buol sangat memprihatinkan. Dibagian landasan banyak aspalnya mengalami retak, serta terkelupas panjang. Bagian yang rusak diperkirakan sebanyak 30 persen dengan lebar bervariasi.
Hasil penelesuran tim Trilogi.co menyebutkan jika perusahaan PT FRAUN selaku pemenang tender tersebut diketahui kepunyaan dari Jhony Pongky dengan NPWP perusahaan 01.225.577.4-831.000 yang beralamat dijalan Sultan Hasanudin, Kabupaten Tolitoli. Dan dijadwalkan mengerjakan proyek tersebut 14 Juni 2017 hingga pada bulan desember 2017.
Selain itu juga, dari catatan tim trilogi.co menyebutkan jika PT FRAUN kepunyaan kontraktor bernama Djhony Fonky itu sudah menjadi rekanan langganan tetap untuk sejumlah paket di Kementrian Perhubungan udara. Ditahun yang sama dua proyek di bandar udara Sultan Bantilan Tolitoli yakni pembangunan jalan lingkungan Rp1,2 miliar dan pekerjaan pagar sebesar Rp8,4 miliar dikerjakanya pula.
It saddens me that Collins Center and AAA has refused to accept certificates of completion for the Circuits in which they are Program Managers buying cialis online