Solusi Inovatif Menangkal Kerusakan Kontruksi Jalan
Para ahli dibidang kontruksi jalan nasional, di Provinsi Sulawesi Tengah, tahu benar penangkal jalan yang terindikasi ekspansif itu.
Jika istilah dalam dunia kesehatan, kemoterapi itu adalah penggunaan zat kimia untuk perawatan penyakit, maka kemoterapi itu sangat menyakitkan.
Dalam bidang kontruksi jalan, expansife itu adalah bagian dari penyakit yang harus ditangani dengan metode penanganan khusus. Penyakit jalan raya sesungguhnya berada didalam tanah.
Bila suatu saat jalan ambelas, bergelombang, dan lapisan aspal mengelupas, berarti ada sesuatu tidak beres pada tanah menyanggahnya.
Tanah ekspansif atau Expansive Soil adalah material tanah yang sensitif terhadap perubahan kadar air. Tentunya hal ini menimbulkan masalah pelik pada kontruksi jalan karena volume tanahnya berubah-ubah.
Konstruksi Jalan diatas tanah dasar yang bersifat ekspansif juga banyak dijumpai di Kabupaten Morowali Utara di beberapa titik sepanjang ruas jalan nasional Tomata – Beteleme. Jenis tanah ini akan mengembang dan dapat menyebabkan jalan atau struktur terangkat di saat kondisi kadar air tinggi.
Sebaliknya di saat kadar airnya rendah, tanah ekspansif akan menyusut dan dapat menyebabkan penurunan jalan atau shrinkage. Akibat perubahan muai susut (swelling and shrinkage activity) kontruksi jalan menjadi tidak stabil sehingga untuk jangka waktu yang lama terjadi keretakan memanjang dan bergelombang.
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) PJN wilayah III, Dian Maulana, ST., MT melalui PPK 3.5 BPJN Sulawesi Tengah Frangky Eka Putra, ST mengatakan untuk ruas jalan nasional Tomata – Beteleme dengan panjang kurang lebih 50 kilometer dan kondisi lebar jalan 5 – 7 meter memiliki beberapa titik amblas akibat longsoran lereng bawah.
Frangky Eka membeberkan berdasarkan hasil investigasi tanah dibeberapa tititk badan jalan terdapat 20 titik jalan amblas akibat longsoran lereng bawah yang dipengaruhi oleh tanah pada lapis permukaan lunak.
“Inilah tantangan bagi kami selaku PPK 3.5 untuk mengatasi permasalahan diruas jalan Tomata – Beteleme, secara khusus masyarakat mengenal daerah tersebut dengan nama Tombet” kata Frangky Eka melalui pesan tertulis yang diterima oleh Trilogi.
Menurut Eka sapaan akrabnya, pada Tahun Anggaran 2023 ini PPK 3.5 melaksanakan paket Preservasi Jalan Taripa – Tomata – Beteleme dengan meniti beratkan penanganan longsoran dengan target penanganan 955 meter, kemudian rekonstruksi jalan sejauh 2.60 kilometer, Preventiv Jalan sepanjang 2,8 kilometer, Offpavement 2,6 meter, dan rehabilitasi Jembatan 101,20 meter.
“Untuk paket regular ini dikerjakan oleh PT Pirimbilo Permai sebagai Penyedia Jasa dengan nilai kontrak sebesar Rp. 65.524.081.000,00” beber Eka.