Semen sebagai salah satu kebutuhan utama bahan bangunan, sejak tiga hari terakhir mulai kosong alias menghilang dari pasaran di Kota Palu, Sulawesi Tengah.
Dari hasil penelusuran Koran Trilogi, sejumlah toko bahan bangunan yang tersebar di Palu yang dicek seperti sepanjang Jalan Wolter Monginsidi, Emi Saelan, Suprapto, Tombolotutu hingga ke Jalan RE Martadinata Kelurahan Tondo tak ditemukan semen dijual di tempat tersebut.
“Lagi kosong semen,” kata pemilik sebuah toko bahan bangunan di Jalan RE Martadinata Kelurahan Tondo yang ditemui, Selasa 26 November 2019.
Beberapa pemilik toko bangunan lainnya yang ditanya tentang kosongnya semen juga mengaku tidak mengetahui apa penyebabnya. Padahal, permintaan saat ini cukup tinggi.
Sebab kebutuhan utama material bangunan ini tidak hanya dimanfaatkan untuk masyarakat biasa saja, namun juga proyek pemerintah daerah pascagempa, likuefaksi, dan tsunami di Kota Palu, Kabupaten Sigi serta Kabupaten Donggala pada 28 September 2018.
Mereka juga mengaku tidak mengetahui sampai kapan kondisi seperti ini akan berlangsung. Namun sejumlah pemilik usaha bahan bangunan itu mengaku semen kosong karena faktor pengiriman dari sejumlah distributor semen di Kota Palu sedikit terlambat akibat stock digudang menipis.
Sejumlah warga yang ditemui pun mulai mengeluhkan dan bahkan resah dengan kondisi menghilangnya semen dari pasaran.
Sebab menurut warga, akibat kosongnya semen membuat pekerja terganggu, karena tidak bisa menyelesaikan bangunannya.
Ia berharap pemerintah dan aparat berwajib turun tangan, tidak tinggal diam dalam mengatasi persoalan tersebut.
“Ini pasti ada apa-apanya sampai semen menghilang dari pasaran. Tolong ini segera ditindaklanjuti, jangan ada pihak yang mengeruk keuntungan pascabencana,” kata Iwan, seorang warga saat ditemui di sebuah toko bahan bangunan Jalan RE Martadinata Kelurahan Tondo.
Kondisi kelangkaan semen tersebut terjadi untuk semua merek yang selama ini dijual di Kota Palu mulai dari Tiga Roda, Conch, Bosowa hingga Semen Tonasa. Kalaupun ada yang dijual di pasaran hanya satu hingga dua zak saja.
Harganya pun sedikit naik hingga mencapai Rp 65.000 per zak untuk ukuran 50 kilogram. Padahal harga semen sebelumnya untuk semua merek dijual berkisar Rp62 ribu per zak ukuran 50 gram.
Sementara itu salah satu distributor semen di Kota Palu yang berhasil dihubungi Koran Trilogi, mengakui jika saat ini stok semen saat ini memang menipis digudang penyimpanan.
“Stok berkurang, sekarang ada stok, tapi tinggal sedikit nda sampe dua ribuan stok yang ada” singkat Darmawan Lyanto kepada Koran Trilogi.