PT Vale Indonesia Tbk (INCO) berencana akan melakukan rebuild furnace 4 pada pertengahan Desember mendatang. Selain berdampak pada hasil produksi, kegiatan ini juga akan melibatkan 1700 tenaga kerja untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat.
Hal ini dipaparkan oleh CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy yang dikutip dari pesan rilis yang diterima Trilogi Jumat 10 Desember 2021.
Rebuild Furnace 4, kata Febriany Eddy, tidak saja berdampak pada operasional produksi PT Vale Indonesia Tbk yang tahun ini dikisaran 64.000 ton. Tapi juga dalam sisi mendukung peningkatan ekonomi masyarakat, karena proses Rebuild Furnace 4 membuka lapangan kerja bagi masyarakat.
“Kami melibatkan sebanyak 1.700 tenaga kerja baik dari lokal, nasional maupun internasional. Tentu ini juga menjadi bagian tujuan perusahaan dimana Vale hadir untuk meningkatkan kualitas hidup dan membangun masa depan yang lebih baik. Bersama,” ungkap CEO PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy.
Febriany Eddy memaparkan,jika pihaknya percaya penambangan penting untuk perkembangan dunia.
“Kita hanya dapat berkontribusi untuk masyarakat jika kita menghasilkan kesejahteraan bagi semua, serta menjaga kelestarian bumi,” paparnya.
Rebuild Furnace 4 tersebut dilakukan untuk perawatan skala besar dalam mendukung rencana produksi perseroan mencapai 90 kilo ton per tahun pada tahun 2023.
Senior Project Manager PT Vale Indonesia Tbk, Wafir mengatakan, Rebuild Furnace 4 sejalan dengan strategi perusahaan dalam keberlanjutan operasi dan integritas fasilitas produksi nikel.
“Perawatan skala besar ini sejalan dengan target perseroan untuk meningkatkan produksi pada 2023 sebesar 90 kilo ton per tahun. Proses pengerjaan Rebuild Furnace 4 ditarget selesai dalam lima bulan,” katanya.
Dia menjelaskan, Rebuild Furnace 4 terbagi dalam enam fase yakni; Detail Engineering Design (Oktober 2019-Juli), procurement (Mei 2020- Desember 2021), aktivitas pre- shutdown (Februari-November 2021), aktivitas shutdown (Desember 2021-Mei 2022), heating up dan ramp up (Juni-Agustus 2022) dan project hand over (September 2022).
Menurutnya, dengan adanya aktivitas ini, maka akan dapat dilihat nantinya improvement di beberapa area dibandingkan dengan furnace yang ada saat ini. Sedangkan aspek safety project ini memerlukan perhatian khusus terdapat di fase pre-assembly, konstruksi, commissioning dan heating up/ramp up.
Wafir menuturkan, jika pelaksanaan project juga mengikuti prokes COVID-19. Langkah-langkah yang dilakukan di antaranya dengan pengaturan jam kerja maksimal per minggu dengan kontrol terhadap jam istirahat bagi pekerja, monitoring harian kondisi fisik dan psikologis pekerja, pekerja wajib telah mendapatkan vaksin dua kali.
“Selain itu, project akan mendata dan screening karyawan yang belum vaksin dan mengkoordinirnya. Secara berkala akan dilakukan monitoring kondisi paparan COVID-19 ke semua karyawan,” ungkap Wafir.