Perlu pelibatan ahli kontruksi berkompoten dan independen untuk menilisik indikasi penyimpangan bestek dan kekuarangan pada kontruksi penanganan lereng, kontruksi perkerasan jalan, kontruksi drainase, system utilitis dan pengaman jalan dan kontruksi perlindungan badan jalan.
Kerusakan sejumlah sarana infrastruktur pada Proyek A3 rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi dimasa usianya yang belum genap setahun. Hal ini mengindikasihkan bahwa ada kelemahan besar yang terjadi sepanjang proyek itu dilakukan.
Meskipun, pembiayaan proyek ini negara meski berhutang dan merogok kocek dalam-dalam untuk membiayai proyek A3 rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi ini. Tapi faktanya, anggaran mewah yang digelontorkan, justru tidak serta merta bisa meningkatkan kualitas proyek.
27 November 2021 lalu, penandatanganan pekerjaan proyek rekontruksi jalan Kalawara – Kulawi dan Sirenja di Kabupaten Sigi dan Donggala dengan total panjang penanaganan 18,5 kilometer.
Pada paket ini pelaksanaan dilakukan dengan Skema Design and Build, dimana konsep ini kontraktor yang melakukan detail engineering design atau pengembangan dari basic design hingga proses pelaksanaan.
Untuk paket pada ruas Jalan Kalawara – Kulawi ini diketahui memiliki kondisi geologis ketidakpastian akibat dipengaruhi oleh aliran sungai dan berada pada garis sesar Saluki. Untuk itu skema rancang dan bangun ini diterapkan dari proses perencanaan hingga pelaksanaanya dilakukan oleh kontraktor pelaksana.
Dengan total panjang penanaganan 18,5 Km, pelaksanaan pada paket rekontruksi jalan Kalawara, Kulawi dan Sirenja tersebut dibagi menjadi lima segmen, dianataranya ruas jalan Kalawara-kulawi sepanjang 12,6 Km yang dibagi menjadi 5 segmen yang terpisah.
Kemudian ruas Jalan Biromaru – Palolo sepanjang 3,5 kilometer yang di dalamnya juga pelaksanaanya dengan merekonstruksi pada badan jalan yangg terdampak likuefaksi, ruas Jalan Sibalaya sepanjang 1 kilometer yang juga terdampak likuefaksi dan ruas jalan Tompe – Tonggolobibi pada bagian (Rob Sirenja) dengan panjang penanganan sejauh 1,4 kilometer.
Rekonstruksi jalan Kalawara, Kulawi, dan Sirenja sejauh 18,5 kilometer ini mendapatkan bantuan dana dari Pemerintah Jepang melalui Japan International Coorporation Agency (JICA) berupa dana hibah senilai Rp. 156,616.954.291.00.
Sudah sepatutnya pihak pemerintah segera mengusut indikasi kesalahan di proyek senilai Rp156,6 miliar ini.
Ditengah kondisi rakyat Sulawesi Tengah pulih setelah bencana, sudah dapat dipastikan masih ada saja oknum-oknum yang ditenggarai bermain spek dalam pengerjaan proyek jumbo untuk meraup untung berlipat.
Tidak sepatutnya, kita memberi ruang bagi oknum penggarong anggaran infrastruktur jalan pasca bencana ini.
Kita tunggu kabar selanjutnya..