Proyek rekontruksi jalan akses Danau Lindu sudah dipastikan molor dari tenggat lantaran tender diawal sudah bertele-tele dan pelaksanaan terseok-seok. Perlunya audit total di proyek senilai Rp79,5 miliar yang menunjukan banyak kelemahan itu. keberhasilanya diragukan !.
Hasil investigasi Trilogi bersama tim beberapa waktu lalu menemukan banyak kelemahan pada kegiatan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi program rehabilitasi dan rekontruksi oleh Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah ditenggarai berjalan tak sesuai dengan aturan.
Kontraktor pelaksana PT Sarana Multi Usaha dinilai gagal memenuhi komitmen kontrak pada proyek rigid pavement sepanjang 17 km justru diberi kelonggaran. Hingga memasuki masa kontrak kerja berakhir, proyek yang dibiayai dari LOAN JICA IP-580 ini, pembangunanya belum mencapai target.
Jalan rabat beton selebar 3 meter yang belum separuhnya terkoneksi, membelah gunung kawasan hutan lindung di Desa Sadaunta menuju Lindu, Kabupaten Sigi. Inilah akses utama warga yang mendapat gelontoran anggaran puluhan miliar rupiah.
Sejak berkontrak pada Desember 2022 lalu, proyek berlabel bencana itu baru sebagian di semenisasi, sebahagian juga masih berupa tanah. Hanya beberapa pekerja tampak beraktifitas melakukan pengecoran manual dan memasang pembatas jalan dan 1 unit alat berat beraktiftas membersihkan longsoran.
Di jalur itulah, mestinya bulan Februari kemarin proyek rabat sepanjang 17 km sudah tuntas dikerjakan. Nyatanya, kondisi proyek yang digarap oleh PT Sarana Multi Usaha itu masih jauh dari target dan masih berjibaku dengan sisah waktu.
“Bagaimana mau selesai, pekerjanya saja diatas sisah berapa orang yang aktif kerja diatas” kata sumber warga setempat saat ditemui dilokasi proyek belum lama ini.
Sumber mengungkapkan, soal keterlambatan pekerjaan disebabkan beberapa persoalan seperti kurangnya dukungan peralatan dilapangan dan sistem keuangan tidak lancar. Dia beralasan, itu terjadi lantaran pihak pengawasan dan evaluasi proyek oleh Balai tidak detail soal informasi di lokasi pekerjaan.
Selain itu, sambung sumber, banyak pekerjaan ekstra yang harus dilakukan lantaran banyak tebing yang rawan longsor. Melihat tahap pembangunan pada proyek itu, tambah dia, kualitas pekerjaan rabat beton juga ikut diragukan, karena dikerjakan secara serampangan.
“Campuran material untuk pengecoran, banyak menggunakan batu asalan dengan ukuran bervariasi. Makanya, dipinggir jalan selesai di rabat banyak batu besar” bebernya, “Itu mereka singkirkan, karena kebesaran batunya dan tidak bisa tertanam di dalam campuran”.
Perencanaan program rekontruksi dan rehabailitasi proyek jalan akses danau lindu yang dibandrol Rp79,5 miliar di tenggarai kasak-kusuk dan menyeret pelaksana proyek PT Sarana Multi Usaha ke pusaran masalah.
Kualitas penggunaan material untuk item pekerjaan rabat beton dengan lebar 3 meter sejauh 17 Km sangat diragukan kualitasnya. Perlu pelibatan ahli kontruksi independen untuk menguji kualitas mutu beton sepanjang yang sudah ditangani.
Permintaan itu perlu dilakukan, sebab proses pelaksanaan pekerjaan oleh rekanan BPJN Sulawesi Tengah untuk pemenuhan akses jalan yang sudah menguras kas Negara itu, ditenggarai berpotensi bocor dan merugikan keuangan yang sudah dibayarkan pada proyek itu.
Dihubungi via whatsap pada akhir Februari lalu, kedua pejabat di lingkup BPJN Sulawesi Tengah, Kepala Balai, Dadi Murdadi bersama Kasatker PJN wilayah 1 Provinsi Sulawesi Tengah, Dedy Junaidi, belum dapat dikonfirmasi terkait dengan persoalan yang terjadi pada paket senilai Rp79,5 miliar itu.
Hanya saja keduanya sepakat menjawab masih berada kunjungan kerja diluar daerah. Sampai dengan berita ini diterbitkan, BPJN Sulawesi Tengah, belum dapat dikonfirmasi atas persoalan yang melilit pada proyek dengan Nomor kontrak : HK.02.0-Bb14.5.6/LINDU/JICA-IRSL/01 itu.
“Saya otw cek lokasi pak bersama Kasatker. Insyaallah besok sy sampaikan tanggapanya” tulis Dadi Murdadi pada chat yang dikirim per tanggal 27 Februari 2024 itu. Pesan serupa juga ikut ditulis oleh Kasatker PJN wilayah 1 “Saat ini teman-teman PPK sedang menyiapkan konfirmasi terhadap beberapa pertanyaan” ujar Dedy Junaidi melalui pesan whatsap.
Langkah BPJN Sulteng berjanji akan memberikan informasi terkait dengan penanganan paket akses jalan danu Lindu tersebut, lantas kemudian dinilai janggal. Alih-alih memberikan informasi persoalan yang melilit pada proyek kakap itu, kedua pejabat tersebut ditenggarai terkesan sedang menutup kelemahan pada proyek tersebut.
Hasil pantauan dilokasi proyek beberapa waktu yang lalu, ditemukan hanya beberapa orang pekerja yang aktif melakukan pengecoran rabat. Sebagian juga pekerja sedang mengerjakan pemasangan pembatas jalan dan sebagian membersihkan longsoran.
Namun, pada proses pelaksanaan di waktu itu, tidak ditemukan pengawas yang ikut mengawasi jalanya pelaksanaan proyek yang sudah menguras kas Negara itu.
Selain itu, proses pelaksanaan pekerjaan rabat beton di sepanjang ruas tersebut ditenggarai dilakukan dengan cara serampangan tanpa melelui metode pelaksanaan yang benar. Tidak heran, banyak tumpukan material batu dengan ukuran bervariasi ikut tercampur dalam larutan beton.
Hal itu tentunya akan mempengaruhi mutu beton yang akan berdampank pada kualitas jalan beton yang digunakan lintasi warga Sigi. Sudah dapat dipastikan, kondisi jalan beton tersebut tidak akan bertahan lama.
Janggal Perusahaan Pemenang
Tender proyek Rehabilitasi Jalan Akses Danau Lindu jauh dari kata mulus. Bau amis seputar proses tendernya ketika itu mulai meruyak.
Banyak pihak menuding, ditenggarai terjadi persengkongkolan dalam penetapan pemenang di proyek senilai Rp89,87 miliar ini.
Sepenggal lembaran dokumen menunjukan bahwa ada kejanggalan dibalik pemenang tender proyek yang bersumber dari Loan Agreement No IP-580 untuk IRSL JICA yang tercantum pada DIPA Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional wilayah I Provinsi Sulawesi Tengah.
Hasil investigasi Trilogi, Jauh sebelum itu di tender PT Sarana Multi Usaha yang beralamat di jalan Anjasmoro, Kota Blitar, Jawa Timur di duga kuat sudah disiapkan menjadi pemenang jauh sebelumnya. Bukan tidak mungkin pada proses ini ada yang bermain !.
Proyek Rehabilitasi Akses Jalan Danau Lindu di Kabupaten Sigi, ditenggarai sarat masalah. Penetapan pemenang tender proyek senilai Rp89,87 miliar diselimuti banyak kejanggalan.
Dokumen tender milik PT Sarana Multi Usaha disebut-sebut banyak manipulatif. Terbongkarnya dokumen tender pemenang proyek itu, menunjukan bahwa ada “Skenario Dibalik Tender Akses Danau Lindu”.
Pada bulan Mei 2022 lalu, Satuan Kerja PJN wilayah I melalui PPK 1,6 berencana melaksanakan Rekontruksi Akses Jalan Danau Lindu di Ruas Jalan Sadaunta-Lindu sejauh 17 Kilometer.
Rencana itu telah tertuang dalam dokumen tender Nomor :02/Dok-Tender/A6-Rekon.Jln.Lindu/JICA/P.50/2022, pertanggal 30 Agustus 2022 silam.
Model dokumen pemilihan pengadaan pekerjaan kontruksi tersebut dilakukan dengan metode tender, Prakualifikasi dua file dengan sistem harga terendah ambang batas kontrak dan harga satuan.
Untuk pengadaan pekerjaan kontruksi proyek senilai Rp89,874.295.000 itu dilakukan oleh Kelompok Kerja Pemilihan 50 BP2JK wilayah Sulawesi Tengah Tahun Anggaran 2022-2023. Pada proses tender yang diikuti sebanyak 106 peserta tersebut, hanya dua perusahaan yang dinyatakan lulus syarat kualifikasi tender.
Yaitu PT Sarana Multi Usaha dengan nilai penawaran terendah sebanyak Rp79,589.534.000, dan PT Marinda Utama Karya Subur dengan nilai penawaran sebesar Rp83,580.777.000. Penetapan pemenang perusahaan kontraktor asal Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur itu kemudian dinilai janggal.