GAGAL DISINI, SEJAHTERA DISANA – (JILID, I)
NILAI BISNIS kontruksi Saluran Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Palu, Sigi, Donggala (PASIGALA) yang menggiurkan membuat sejumlah perusahaan kontruksi luar Sulawesi Tengah maupun lokal bersekongkol untuk meraup untung berlipat. Tahun 2009 lalu hingga tahun 2016, bisnis kontruksi SPAM PASIGALA di Provinsi Sulawesi Tengah mencapai Rp849,5 miliar. Trilogi.co, mencoba mengulas soal sebagian alur cerita dalam proyek jumbo yang diduga terindikasi kongkalikong penyelenggara anggaran dan rekanan perusahaan.
Semua pihak yang terkait dan para rekanan perusahaan tidak bisa bersembunyi di balik keistimewaan profesi dan limpahan harta. Dalam keadaan seperti ini terang-benderang bahwa dalam proses penganggaran hingga proses pelaksanaan proyek jumbo itu terjadinya masalah yang lebih kongkrit. Semua pihak yang terkait justru diduga terindikasi menyalahgunakan profesi serta melindungi kejahatan sehingga mengakibatkan terjadinya kegagalan serta kerugian keuangan negara dan keuangan daerah.
Proyek SPAM PASIGALA senilai Rp849,5 miliar telah rampung dikerjakan. Ketika itu, proyek yang menelan anggaran yang tidak sedikit itu, digembor-gemborkan akan beroperasi pada tahun 2016, namun hingga tahun 2018 proyek itu menjadi gagal. Inikah contoh kesekian tentang bagaimana uang, ambisi, dan kekuasaan kembali bersekutu seperti halnya proyek SPAM PASIGALA?.
Hasil riset Trilogi.co, dibeberapa sumber Pada Bulan Juni Tahun 2015 silam Pemerintah pusat menargetkan konstruksi lima proyek sistem penyediaan air minum Regional yang mencakup beberapa daerah kabupaten/kota senilai Rp2,9 triliun dapat selesai dan mulai beroperasi pada tahun yang ditentukan, hal ini dikemukakan oleh Direktur Pengembangan Air Minum (PAM) Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Mochammad Natsir, ketika itu.
Dalam pengganggaran itu sederet provinsi menerima gelontoran APBN untuk proyek yang menjadi prioritas oleh pemerintah pusat ketika itu. SPAM Regional PASIGALA provinsi Sulawesi Tengah mendapat jatah Rp849.5 miliar urutan pertama dari SPAM Banjarbakulu provinsi Kalimantan Selatan senilai Rp739.5 miliar. Ratusan miliar uang negara dan daerah mengalir untuk pembangunan SPAM PASIGALA ini dilakukan untuk mengatasi keterbatasan air baku yang tidak merata di berbagai daerah, serta untuk mencapai target pemerintah dalam meningkatkan akses air layak minum hingga 100% di tahun 2019 mendatang.
- SPAM Pasigala (Sulawesi Tengah)
- Biaya Investasi: Rp849,5 miliar
- Kapasitas: 600 liter/detik.
Ada alasan ketika itu, SPAM Regional PASIGALA dilakukan, yakni untuk menghemat anggaran yang sangat besar dalam pembangunan Instalasi Pengelohan Air Minum (IPA) dan jaringan distribusinya.
Sehingga APBD ikut digandengan dalam proses pengganggaran. Tentunya dengan alih alih upaya pemerintah untuk menambah ketersediaan SPAM regional selain untuk meningkatkan pelayanan dan kebutuhan air minum yang layak bagi masyarakat, karena saat ini baru sekitar 24-25% masyarakat yang mendapat layanan air minum perpipaan secara nasional.
Pembangunan SPAM PASIGALA ini merupakan bagian dari program pencapaian MDGs Tahun 2015. Dalam kegiatan SPAM Pasigala, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Sulawesi III berperan dalam perencanaan dan pembangunan konstruksi intake dan jaringan transmisi hingga Desa Oloboju, Kecamatan Sigi Biromaru.
Dibulan Oktober Tahun 2015, Anggaran sharing (SPAM) regional (Pasigala) dari APBD Sulteng sempat dipersoalkan sejumlah anggota DPRD Sulteng. Ketika itu Anggaran tersebut dinilai tidak jelas dan masuk dalam APBD tanpa sepengetahuan badan anggaran. Dalam rapat gabungan Komisi II dan III DPRD Sulteng bersama tim anggaran pemerintah daerah yang dipimpin Kepala Bappeda Prof Patta Tope, tepatnya pada Selasa 27 bulan oktober 2015, beberapa anggota DPRD mempertanyakan anggaran sharing sebesar Rp66 miliar dengan rincian Rp7,2 miliar pada Perubahan APBD 2015 dan Rp68,8 miliar pada RAPBD 2016.
Sejumlah Politisi dari fraksi PDIP, Golkar, dan Nasdem mengakui tidak pernah membahas anggaran sharing SPAM Pasigala dalam APBD 2015 maupun Perubahan APBD tahun 2015. Ketika itu, pada bulan Agustus 2015, rapat badan Musyawarah (Banmus) DPRD pernah membicarakan SPAM Pasigala. Namun rapat menolak memasukkan dalam agenda DPRD, karena dianggap tidak jelas ketika itu. Tidak main main Anggarannya pun mencapai Rp339 miliar.
Dana sharing Provinsi Rp66 miliar dan kabupaten, kota Rp13 Miliar, itu dituntut dan harus diperjelas siapa bertanggungjawab dan siapa yang akan kelola nantinya tentunya hal ini dilakukan berdasarkan presntase kebutuhan teknis. Pada Pembahasan Perubahan APBD 2015 dianggap selesai, namun anehnya dengan kebijakan umum anggaran (KUA) dan Prioritas plafon anggaran sementara (PPAS) 2016.
Setahun sebelumnya tepatnya Pada tanggal 28 dibulan April 2014 lalu,Direktur Pengembangan Air Minum (PAM), Ditjen Cipta Karya, Kementerian PU, Ir. Danny Sutjiono bertemu Gubernur Sulteng, Longki Djanggola, di Kantor Gubernur Sulteng di Palu. Kunjungan tersebut dilakukan dalam rangka konsolidasi kesiapan Pemerintah Provinsi Sulteng terhadap pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Regional Pasigala. SPAM Pasigala adalah program penyediaan air minum dengan prinsip regional yang mencakup wilayah Kota Palu, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Donggala dengan fasilitasi Pemerintah Provinsi Sulteng.
Proses penyiapan SPAM Regional Pasigala dilakukan Pemprov Sulteng dengan berkoordinasi intensif bersama Kementerian Pekerjaan Umum melalui Direktorat Pengembangan Air Minum (Dit. PAM) dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Sulawesi III. Kesepakatan Bersama (KSB) SPAM Regional Pasigala sudah ditandatangani oleh Pemerintah Provinsi Sulteng, Pemerintah Kota Palu, Pemerintah Kabupaten Sigi, Pemerintah Kabupaten Donggala, Direktur Jenderal Sumber Daya Air dan Direktur Jenderal Cipta Karya pada tanggal 7 Juni di tahun 2012.
Pada saat itu secara pararel sedang dilakukan proses penyiapan penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) SPAM Regional di tingkat Pusat, proses penyelesaian pembangunan sistem transmisi oleh BBWS Sulawesi III, serta proses pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) secara tahun jamak (multiyears) dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 oleh Dit. PAM.
Pada pertemuan tersebut, Gubernur Sulteng menyatakan bahwa Pemprov Sulteng akan memenuhi tanggung jawab membentuk badan pengelola tingkat provinsi dengan membentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang ketika itu masih dalam tahap penyiapan SK Pembentukan dan SK Penunjukan Personil. Selanjutnya, badan pengelola tersebut akan menjalankan pengelolaan IPA dan penjualan air curah ke tiga kabupaten/kota Pasigala.
Terpisah dihari yang sama Direktur PAM mengunjungi lokasi bangunan air baku (Intake) di Sungai Saluki dan lokasi lahan IPA yang berlokasi di Desa Sidera, Kabupaten Sigi. Kunjungan dilakukan bersama-sama dengan kepala dan pejabat dari BBWS Sulawesi III, Satker PKPAM Provinsi Sulteng, Bidang Cipta Karya Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang Provinsi Sulteng, Dinas PU Kota Palu, Dinas PU Kab. Donggala, Dinas PU Kab. Sigi, UPTD Kabupaten Sigi, serta Direktur dan staf PDAM Kabupaten Donggala dan Kota Palu.