Banyak kalangan menilai, pertarungan Pilkada Morowali Tahun mendatang diprediksi bakal ramai. Pasalnya, Pilkada Morowali 2018 bakal menjadi ajang perebutan gengsi antar dua dinasti politik lokal, yaitu keluarga Anwar Hafidz dan keluarga Ahmad Ali. Dua keluarga pesohor di kabupaten Morowali yang dinilai memiliki kekuatan politik dan finansial untuk maju di Pilkada Morowali 2018.
Oleh : Wahyudi / Trilogi.co
Menyongsong Pilkada serentak 2018, suhu politik di Morowali mulai menghangat. Di kabupaten hasil pemerkaran dari kabupaten Poso ini, para bakal calon bupati dan wakil bupati Morowali mulai pasang kuda-kuda. Gesekan politik antar bakal calon mulai terjadi di kabupaten yang kaya akan sumber alam ini.
Anwar Hafidz adalah petahana bupati Morowali yang sudah dua periode. Selain menjabat Bupati Morowali, Anwar juga menahkodai DPD Partai Demokrat Propinsi Sulawesi Tengah. Di Kabupaten Morowali, Partai Bintang Mersi ini meraih kursi DPRD terbanyak. Dengan mengontongi lima kursi DPRD, Partai dibawah asuhan SBY ini bisa mencalonkan sendiri calon bupati dan wakil bupati.
Tahun 2017 adalah tahun terakhir bagi Anwar Hafidz menduduki kursi Bupati Morowali. Dan ia nampaknya sedang menyiapkan putra mahkota untuk meneruskan tampuk kekuasaanya di kabupaten yang pada Pilpres 2014, memiliki jumlah pemilih sebanyak 81,019 orang.
Siapakah dia? Sejauh ini di Morowali ada dua kader partai Demokrat yang menonjol. Pertama, Ambo Dalle, yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Morowali. Politisi kawakan ini sangat popular di Morowali. Kedua, adalah Syariffudin Hafidz, adik kandung Anwar Hafidz sendiri. Syariffudin saat ini menjabat sebagai Ketua DPC Partai Demokrat Kabupaten Morowali.
Secara logika, Partai Demokrat harusnya mencalonkan Ambo Dalle sebagai calon bupati Morowali pada Pilkda 2018 nanti. Secara ketokohan dan pengalaman, Ambo Dalle jauh lebih matang dibanding dengan Syariffudin Hafidz. Selain masih dianggap kurang pengalaman, Syariffudin Hafidz juga masih kalah popular dibanding Ambo Dalle. Berdasarkan bocoran hasil survei independen yang didapat oleh redaksi Opiniterkini.com, tingkat popularitas dan elektabilitas Ambo Dalle paling tinggi dibanding tokoh-tokoh yang lain.
Namun sayangnya, Ambo Dalle bukan pangeran politik yang disiapkan oleh Anwar Hafidz untuk menerurkan kepempimpinan di kabupaten yang banyak bercokol perusahaan tambang multinasional ini. Anwar nampaknya menilai Ambo Dalle sebagai kader yang kurang bisa “dipegang”. Anwar nampaknya lebih condong mengorbitkan adik kandungnya sendiri, Syariffudin untuk meneruskan kepemimpinan di Morowali.
Untuk memuluskan jalan Syariffudin menuju Morowali 01, Anwar Hafidz harus melengserkan Ambo Dalle dari kursi ketua DPRD Morowali. Rapat pleno II DPD Partai Demokrat Sulteng di Hotel Santika Palu, pada tanggal 11 bulan April lalu, memutuskan “merotasi”Ambo Dalle dari jabatannya sebagai Ketua DPRD Kabupaten Morowali.
Disisi lain, keluarga Ahmad Ali juga sedang mengelus-elus jagoannya untuk maju di Pilkada Morowali 2018. Ahmad Ali, seorang pengusaha sukses, saat ini adalah anggota DPR RI dan sekaligus ketua Partai Nasdem Sulawesi Tengah. Bagi Ahmad Ali, pertarungan Pilkada Morowali adalah pertarungan harga diri karena Morowali merupakan tanah kelahirannya. Apalagi, pada Pilkada Morowali 2012 lalu, Ahmad Ali dikalahkan oleh Anwar Hafidz.
Pertanyaanya siapa yang bakal didorong partai Nasdem untuk bertarung pada Pilkada Morowali 2018 nanti? Apakah Ahmad Ali akan maju kembali? Berdasarkan informasi yang diterima redaksi Opiniterkini.com, Ahmad Ali tidak berminat untuk maju berebut kursi bupati Morowali. Ia akan mendorong kader Partai Nasdem untuk bertarung di Pilkada Morowali. Saat ini paling tidak ada dua nama kader partai Nasdem yang paling menonjol, yaitu Dr.Taslim dan Kuswandi. Taslim adalah Wakil Ketua DPRD Morowali. Sedangkan Kuswandi adalah Ketua Fraksi Partai Nasdem di DPRD Morowali.
Sejauh ini Ahmad Ali, sang penentu Nasdem di Morowali belum menentukan siapa yang bakal dicalonkan. Berbeda dengan Partai Demokrat yang bisa sendirian mencalonkan bupati dan wakil bupati di Pilkada Morowali 2018, Partai Nasdem yang hanya memiliki tiga kursi DPRD ini harus berkoalisi dengan partai lain.
Pada Pilkada Morowali 2018 ini, Ahmad Ali nampaknya akan cenderung berhati-hati menentukan siapa yang bakal dicalonkan pada Pilkada Morowali 2018. Kekalahan beruntun Partai Nasdem di beberapa pilkada kabupaten di propinsi Sulteng akan menjadi pertimbangan bagi Ahmad Ali dalam menentukan sikap politiknya. Tidak hanya akan menggelar survei terlebih dahulu, Partai Nasdem kemungkinan juga akan merubah strategi politiknya.