Pagar Pembatas PT PAU Jebol, Air Bah Hantam Tujuh Rumah Warga di Desa Uso
Senin pagi yang tenang berubah menjadi mimpi buruk bagi warga Dusun 4 Kompanga, Desa Uso, ketika pagar pembatas milik PT Panca Amara Utama (PAU) jebol dan menyebabkan air bah yang menghantam rumah dan kios milik warga.
Kejadian ini terjadi sekitar pukul 07:00 Wita Senin pagi 26 Agustus 2024, ketika warga yang tengah berada di dalam rumah masing-masing dikejutkan oleh suara gemuruh air yang datang secara tiba-tiba.
Kepala Desa Uso, Nasrullah A. Uka, mendapat laporan dari Ketua RW Dusun 04, Edward Mandapar, tentang insiden tersebut.
Baca Juga : Hujan Tak Surutkan Semangat ! Komunitas PPDI Sulawesi Tengah Gelar Jalan Santai Akbar di Banggai
Bersama Tim Desa Tangguh Bencana, Nasrullah langsung menuju lokasi kejadian untuk meninjau langsung dampak kerusakan yang dialami warganya.
Meski tidak ada korban jiwa dalam insiden ini, tujuh rumah dan dua kios milik warga dilaporkan mengalami dampak dalam peristiwa ini.
Salah satu korban, Hermin Matiro, menceritakan bagaimana dia dan keluarganya berusaha menyelamatkan diri saat air bah memasuki rumah mereka.
“Kami panik dan langsung berusaha menyelamatkan diri dan keluarga,” ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa berbagai barang berharga seperti peralatan elektronik, pakaian, serta persediaan air bersih dan kebutuhan sehari-hari rusak akibat tertutup lumpur.
Baca Juga : Demo Kawal Putusan MK di Banggai, Ratusan Mahasiswa Duduki Kantor DPRD, Tuntut Keadilan Pilkada !
PT PAU, perusahaan pemilik pagar yang jebol, telah menyatakan kesiapannya untuk mendata seluruh kerugian yang dialami warga dan akan bekerja sama dengan pemerintah Desa Uso untuk mencari solusi terbaik.
Mereka berencana mengadakan pertemuan dengan warga terdampak untuk membicarakan kompensasi atas kerugian yang disebabkan oleh musibah ini.
Pihak perusahaan juga menyatakan akan memperbaiki pagar pembatas yang tidak mampu menahan debit air akibat curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir.
Menurut Edward Mandapar, penyebab utama dari kejadian ini adalah desain infrastruktur yang kurang memadai di dalam area PT PAU, serta curah hujan yang tak henti-hentinya.
Air yang terkumpul di dalam area tersebut akhirnya meluap dan menjebol pagar pembatas, mengalir deras ke pemukiman warga.
“Tidak ada saluran pembuangan air yang memadai, sehingga air yang tertampung meluap dan membanjiri rumah-rumah warga,” jelas Mandapar.
Tim Reaksi Cepat dari Desa Tangguh Bencana Uso, bersama pemerintah desa, saat ini tengah berupaya mengevakuasi barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari rumah-rumah yang terdampak.
Sejumlah warga sempat panik atas peristiwa ini.
Baca Juga : 3 Paskibraka Jatuh Pingsan Usai Pengibaran Bendera di Banggai | Drama Heroik di Tengah Upacara HUT ke-79 RI
Sementara itu, sebuah unit mobil pemadam dari PT PAU dikerahkan untuk membantu membersihkan sisa-sisa lumpur dan air di rumah warga.
Langkah cepat ini diharapkan dapat meminimalisir dampak lebih lanjut dan membantu warga untuk segera kembali ke kehidupan normal mereka.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya perencanaan infrastruktur yang memadai, terutama dalam menghadapi kondisi cuaca yang ekstrem.