Merawat Jalan Menjaga Konektivitas
Pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan tentunya untuk mendukung konektivitas guna meningkatkan produktivitas, efisiensi waktu dan pelayanan sistem logistik antar wilayah.
Selain penguatan akses jalan, Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tengah melalui Satuan Kerja PJN wilayah III terus mempercepat penyelesaian infrastruktur jalan dan jembatan yang sudah mulai dibangun maupun pemanfataan dan preservasi infastruktur yang sudah terbangun.
Kepala Satuan Kerja (Kasatker) Pelaksana Jalan Nasional (PJN) wilayah III, Dian Maulana ST., MT., dalam keterangan tertulis yang di terima Trilogi mengatakan, pada tahun 2022 lalu telah melaksanakan dua kegiatan paket Preservasi jalan Tagolu – Malei – Uekuli yang dikerjakan oleh oleh CV Sari Nugraha sebagai penyedia jasa dengan target penanganan sejauh 46,90 Km dan paket Preservasi jalan Uekuli – Marowo – Ampana dengan target penanganan sejauh 99,74 Km yang dikerjakan oleh PT Karya Anuntolufu sebagai penyedia jasa.
Kedua paket tersebut berkontrak melalui PPK 3.1 yang bertujuan untuk menjaga kondisi kemantapan ruas jalan nasional menuju standar yang menghubungkan Kabupaten Poso dan Ampana serta wilayah lainya sehingga target kemantapan pembangunan konektivitas infrastruktur jalan dan jembatan tercapai.
“Untuk mendapatkan kondisi jalan yang seragam, jalan mantap dan standar sepanjang segmen, perlu dilakukan kegiatan preservasi jalan. Kegiatan itu meliputi pemeliharaan jalan, pemeliharaan rutin, pemeliharaan rutin holding dan pemeliharaan rutin kondisi hingga rekontruksi jalan” sebut Dian sapaan akrabnya.
Sementara untuk program preservasi penanganan jembatan, kata Dian, kegiatan tersebut meliputi pekerjaan Pemeliharaan rutin jembatan, pemeliharaan berkala jembatan, pemeliharaan rehabilitasi jembatan serta penggantian jembatan.
“Dengan diterapkannya kebijakan preservasi jalan dan jembatan secara long segment, membuat kondisi jalan terjaga sehingga dapat diharapkan memberi rasa kenyamanan bagi pengguna jalan yang melintas sepanjang ruas itu” jelasnya.
Dian mengakui hasil evaluasi tinjauan dilapangan bersama PPK 3.1 dalam menangani ruas jalan nasional sejauh 147,10 Km yang melintasi Kabupaten Poso menuju Kabupaten Ampana, mendapat sejumlah tantangan.
Menurutnya tantangan itu diketahui terdapat sejumlah titik rawan longsor pada lereng atas dan bawah yang tersebar di tiga lokasi ruas Marowo – Ampana pada penomoran panjang jalan STA 07+500, STA 08+100 dan STA 08+700, yang mana masalah itu dapat mengganggu aksebilitas masyarakat pengguna jalan.
Meskipun pada ruas koridor itu, diketahui sebagai jalur utama penunjang perekonomian kedua wilayah sekaligus jalur darat menuju sejumlah titik lokasi destinasi wisata yang tersebar di Kabupaten Ampana dan Kabupaten Banggai.
“Kondisi topografi jalan yang berada di antara perbukitan, lereng dan laut. menjadikan permasalahan tersendiri dimana sering terjadi longsor pada lereng atas dan lereng bawah. Penyebab utama longsoran adalah faktor geologis dan cuaca, selain itu juga kemiringan lereng, jenis tanah dan batuan yang cenderung berpasir menjadikan lereng lebih labil dan meningkatkan resiko longsoran” bebernya.