PURA – PURA , RUPA TAHU
INI dia rencana nasib ruang terbuka hijau di Desa Wosu, Kecamatan Bungku Barat, Kabupaten Morowali. Ditengah gejolak politik di akhir masa jabatan Bupati Morowali, Anwar Hafid, muncul masterplan pelabuhan laut Wosu. Luasnya diperkirakan empat hektar. Desa Wosu merupakan salah satu dari sepuluh desa di Kecamatan Bungku Barat sebagai desa kecil terpadat penduduk.
Disitulah Pemerintah Pusat melalui Puslitbang Transportasi Laut Sungai, Danau dan Penyeberangan Badan Pe
nelitian dan Pengembangan (Balitbanghub) Kementerian Perhubungan, berencana untuk mengelontorkan dana guna membangun Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Pelabuhan Wosu. Lantas siapa yang mengusulkan, dan siapa yang mendukung rencana pembangunan pelabuhan komersial ini ?. Meskipun dipusat Kota Bungku terdapat pelabuhan komersial yang jaraknya hanya sejauh 18 kilometer dari desa Wosu.
“Saya berani dicopot ketimbang mendukung dan mengusulkan pelabuhan Wosu itu. Wosu dari lokasi tidak pantas untuk didirikan pelabuhan karena terletak di posisi berhadapan dengan lautan lepas,” kata Kepala Unit Penyelenggara Pelabuhan (UPP) Kelas III Kolonedale, Morowali Utara, Sulawesi Tengah, Mahmuddin, dibalik telfon genggamnya kepada Trilogi.co, Rabu petang.
Mahmudin, menilai rencana Pemerintah pusat dan Pemkab Morowali membangun pelabuhan komersial di desa Wosu, dianggap tidak tepat sasaran. Dengan suara tegas, dirinya menjelaskan kepada Trilogi.co, jika hal itu hanya akan menghamburkan uang negara dan menyebabkan mubazir. “Saya tidak pernah mendukung akan dibangunya pelabuhan itu. Gimana caranya mau dibangun pelabuhan lagi, sedangkan di Bungku sudah ada pelabuhan yang jaraknya hanya 18 kilometer dari desa Wosu,” tegasnya.
Andaikan itu dibangun, Kata Mahmuddin, itu akan kemudian menjadi mubazir nantinya. Sejauh ini di Kota Bungku penghasilan yang diandalkan hanya dari sektor perkebunan kelapa sawit saja dan nickel ore, sedangkan yang lainya seperti kopra, cokelat, itu saat ini sudah tidak ditemukan lagi. Namun hal ini, jelas tidak akan menunjang untuk pembangunan pelabuhan lagi. “ Saya tegaskan sekali lagi tidak mendukung adanya rencana pembangunan pelabuhan di Wosu. Mending saya di non jobkan dari jabatan saya ketimbang medukung dan terlibat rencana pembangunan pelabuhan itu. Tidak tahu kalau pak bupati. Ini coba kamu telusuri,” ungkapnya.
Memang saat ini desa Wosu digadang gadang akan ada rencana dibangun pelabuhan komersil dengan luas kurang lebih 4 hektar. Hal ini setelah diterbitkanya hasil study Balitbanghub tentang Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Pelabuhan Wosu oleh pihak Kementrian Perhubungan.
Dari komunikasi diatas tadi, jelas tergambarkan jika pihak Kepala UPP Kelas III Kolonedale, Mahmuddin, yang saat ini menahkodai syahbandar di dua Kabupaten yakni Kabupaten Morowali dan Morowali Utara itu tidak mendukung adanya rencana pembangunan induk pelabuhan di Wosu oleh pihak pemerintah pusat. Anehnya fakta ini terbalik, justru Mahmuddin lah yang mendukung adanya rencana pembangunan tersebut kedepanya.
Hasil penelusuaran Trilogi.co dari beberapa sumber menyebutkan, tepatnya pada hari Selasa tanggal 12 dibulan Desember tahun 2017 lalu, Mahmuddin, lah menerima hasil studi dari Kepala Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan (Balitbanghub) Kementerian Perhubungan oleh Ahmad di salah satu gedung hotel di Makasar.
Pada pertemuan ketika itu sebanyak 29 dari 45 hasil studi atau kajian Puslitbang diserah terimakan oleh masing masing Kepala wilayah syahbandar. Pada pertemuan tersebut, Mahmuddin, menerima dan mengagumi serah terima studi atau kajian Puslitbaghub untuk pelabuhan Wosu dengan dalih bermanfaat guna menunjang eksistensi dan menambah aksebilitas barang dan manusia di Kabupaten Morowali.
Saat itu dalam pertemuan mengenai 45 hasil studi tersebut, Kepala Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau dan Penyeberangan Balitbanghub, Ahmad, jelas memerincikan antara lain, Studi Perorangan terdiri dari 32 kajian secara nasional, studi sedang, dan studi besar sebanyak 9 pelabuhan di seluruh nusantara. Nah pelabuhan Wosu berada di posisi sembilan dengan studi masterplan pelabuhan laut Wosu, Kabupaten Morowali.
Terpisah bupati Morowali, Anwar Hafid, ketika dikonfirmasi pertelfon melalui sambungan nomor ponsel pribadinya tidak terhubung. Meskipun berkali-kali dihubungi dibalik telfon genggamnya masih tidak tehubung, pesan singkat pun telah kami layangkan untuk upaya konfirmasi terkait dengan adanya penerbitan studi atau kajian rencana induk pembangunan pelabuhan komersil di desa Wosu. Sampai berita ini diterbitkan, orang nomor satu di Kabupaten Morowali itu masih belum terhubung.
Saat ini memang pemerintah pusat bekerjasama dengan pemerintah daerah tengah gencar untuk membangun tol laut, tentunya untuk memudahkan ekonomi masyarakat melalui jasa transportasi laut. Akan tetapi, perlu adanya evaluasi dalam hal ini untuk rencana bangunan pantai dalam hal ini pelabuhan.
Mulai dari fenomena laut hingga fenomena fisika. Kabupaten Morowali terletak di bagian tropis, keadaan ini menunjukkan bahwa banyak fenomena kelautan yang terjadi di perairan Morowali. Fenomena kelautan yang banyak terjadi adalah fenomena fisika diantaranya adalah arus laut dan pasang surut.
Hasil riset Trilogi.co, menyebutkan Informasi mengenai arus laut sangat diperlukan dalam pembangunan bangunan pantai misalnya pembangunan pelabuhan khususnya di perairan Wosu, Kabupaten Bungku Barat. Dengan adanya data arus laut yang akurat tentang pola arus laut, maka akan sangat membantu mengetahui lokasi yang tepat untuk mendirikan bangunan pantai. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi dan gambaran mengenai pola arus laut sehingga dapat mengurangi dampak negatif yang terjadi.