Egar Mahesa menjelaskan, masalah yang timbul bila proyek tersebut ditenggarai mengabaikan standar-standar speksifikasi yang sudah disepakati dalam proyek ini. Untuk itu, ia meminta akan ada upaya profesional Aparat penegak hukum dalam melakukan pengusutan.
“APH punya wewenang yang diberikan oleh Negara melalui UU agar melakukan pemantauan, pengawasan dan bahkan sampai soal penindakan jika terjadi ada kerugian negara dalam satu pekerjaan yang menggunakan dana negara” jelasnya.
Kejanggalan saat proses pelaksanaan pada paket A3 yang sudah menguras banyak biaya ini, tambah Egar Mahesa, aparat penegak hukum agar menggandeng ahli kontruksi dan keuangan dalam melakukan pengusutan.
Ahli kontruksi bakal di dengarkan penjelasanya tentang kemungkinan adanya penghitungan dan pelaksanaan yang salah dalam proyek yang digarap konsorsium BUMN ini.
“Kegagalan pekerjaan kontruksi adalah keadaan hasil pekerjaan kontruksi yang tidak sesuai spesifikasi pekerjaan, sebagaimana disepakati dalam kontrak kerja, baik sebagian maupun keseluruhan akibat dari kesalahan pengguna jasa atau penyedia jasa. Untuk itu perlu dilibatkan ahli kontruksi independent disini” ungkapnya.
Indikasi kejanggalan pada proyek yang dibandrol sebesar Rp156,6 miliar yang baru genap 2 bulan di serah terima sementara pekerjaan atau (Provisional Hand Over-PHO) itu, jelas memberi sinyal bahwa wilayah kontruksi pun, tak luput dari bayang-bayang diugaan Korupsi. Indikasi kuat itu timbul, buntut dari indikasi kesembronoan pelaksanaan proyek dilapangan.
Sudah sepatutnya aparat penegak hukum menggandeng ahli kontruksi independent untuk turun mengusut tuntas indikasi dugaan penyelewengan dalam proses pelaksanaan pada paket A3 ini.
Pelbagai kejanggalan dan indikasi dugaan korupsi tidak boleh berhenti menjadi temuan internal, tapi harus diproses secara hukum.
Kerusakan disejumlah item pekerjaan sepanjang segmen 1-5 pada paket A3 tersebut, memperlihatkan bahwa kucuran duit hibah yang dibebankan pad kas Negara yang cukup besar itu, tidak otomatis bisa meningkatkan kualitas hasil proyek.
Banyak pihak berspekulasi, dari kemungkinan dugaan pengurangan volume hingga pelaksanaan diduga kuat menyalahi bestek.
Padahal penanganan paket A3 dengan skema desain and build ini dirancang sebagai proyek efektif dalam penghemat waktu dan penanganan dikawasan gunung potong yang memiliki kondisi segmen paling kritis, geografisnya agak berbeda dengan yang lain, labil dan cenderung berubah-ubah.