Lingkar Studi Aksi dan Demokrasi Indonesia (LS-ADI) Provinsi Sulawesi Tengah menyalurkan donasi untuk korban bencana banjir bandang di Desa Torue, Parigi Moutong, Sulawesi Tengah.
Bantuan sosial yang diberikan berupa bahan sembako, makanan siap saji dan kebutuhan bagi korban bencana itu hasil dari penggalangan dana selama dua hari yang dilakukan oleh beberapa daerah dan pengurus LS-ADI.
Diantaranya Pengurus LS-ADI Kota Palu bersama Komsiariat Universitas Tadulako (Untad), Komisariat Universitas Islam Negeri Datokarama (UIN DK) dan Universitas Alkhairaat (Unisa) Palu, Pengurus Daerah LS-ADI Donggala dan Pengurus Daerah LS-ADI Kabupaten Buol serta Korps Perempuan LS-ADI (KORSA).
“Situasi masih dalam keadaan darurat, maka kebutuhan dasar itu yang kami dahulukan, Semoga bantuan ini dapat membantu meringankan beban masyarakat,” ujar Riwin.
Pengurus Daerah LS-ADI yang lain bantuanya akan disalurkan pada tahap II.
“Saya mengucapkan terimakasih banyak kepada warga yang telah mempercayai kami untuk menyalurkan bantuan mereka, selain itu terima kasih juga kepada masyarakat desa Labuan Kungguma yang bersimpati dengan gerakan LS-ADI dan menyalurkan bantuanya melalui LS-ADI serta yang turut membersamai kami di tempat bencana,” ujar Ketua Umum LS-ADI Riwin Najmudin.
Selain itu, Pengurus Besar LS-ADI menurunkan Badan Semi Otonom (BSO) Komunitas Pecinta Alam Semesta (KOMPAS) LS-ADI untuk jadi relawan di tempat bencana guna membantu warga yang terdampak dalam proses evakuasi pasca bencana.
Riwin mengatakan pihaknya merasa terpanggil untuk ikut membantu para korban banjir, karena ia merasa sudah kewajiban setiap manusia untuk saling membantu.
“Sebagai makhluk sosial, sudah seharusnya kita turut membantu meringankan beban saudara kita yang sedang tertimpa musibah, bantuan disalurkan ini semata-mata untuk kemanusiaan,” tuturnya.
Disamping bantuan Logistik, Ia mengatakan LS-ADI juga ikut membantu membersihkan rumah warga yang terdampak banjir bandang.
“Setelah menyalurkan bantuan, kami juga ikut membantu masyarakat membersihkan sisa sisa lumpur akibat banjir bandang,” katanya.
Menurutnya,warga membutuhkan penyelesaian komprehensif terhadap penanganan banjir. Harus ada upaya untuk melakukan pencegahan agar banjir tidak terus berulang.
“Bencana alam tidak bisa diprediksi kapan terjadi, namun harus diwaspadai. Karena selain telah banyak merenggut jiwa manusia, juga mengganggu hasil pembangunan berkelanjutan,” jelas Riwin.
Diketahui, BPBD Parigi Moutong mencatat, jumlah sementara warga mengungsi saat ini kurang lebih 336 Kepala Keluarga (KK) dari 472 KK atau 1.459 jiwa terdampak. Dari 1.459 jiwa, 167 diantaranya lansia, 159 jiwa balita dan 26 jiwa ibu hamil.
Selain terdapat tiga orang warga meninggal dunia dan empat orang hilang karena bencana tersebut.
Ketua Umum LS-ADI mengatakan turut berduka cita yang mendalam atas peristiwa banjir bandang yang berdampak pada meninggalnya tiga orang warga dan empat hilang.