DANA PEMELIHARAAN DI KEBIRI JALAN
SUDAH beberapa minggu terakhir ini, Indo Hikma tidak merasa cemas setiap mendengar dering telepon selulernya. Nomor ponselnya pun susah dihubungi dua pekan lalu. Ketika media ini, tak henti-henti menghubunginya untuk mengonfirmasi. Ada beberapa hal terkait dirinya yang harus ditanyakan. Anggaran Puluhan miliar dana pemeliharaan dikelolahnya, compang camping sepanjang ruas jalan nasional.
Banyak yang melongok, kepul asap di dapur Indo Hikma. Ya, saat ini dirinya memangku jabatan PPK Pemeliharaan jalan nasional Wilayah II, ruas jalan Tumora, Tambarana, Poso Togolu, Tentena, Taripa Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah. Dia lah orang yang paling bertanggung jawab dalam urusan pemeliharaan jalan nasional pada ruas tersebut.
namanya muncul dalam sengkarut pengaturan kuota paket proyek pemeliharaan jalan di Balai Pengawasan Jalan Nasional (BPJN XIV) Wilayah Sulteng. Figur yang diduga memiliki jaringan lobi kuat, berpengaruh dalam mengatur rekanan dalam mengerjakan jatah proyek.
Berbulan – bulan proyek pemeliharaan rutin Long segment infrastruktur Jalan Nasional di Provinsi Sulawesi Tengah, dikerjakan oleh rekanan kolega. Gara-gara kurangnya pengawasan, kwalitas hasil pekerjaan pemeliharaan rutin infrastruktur dinilai banyak bermasalah di Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulteng ini pun menggunung.
Tidak ada upaya dilakukan pihak penyelenggara jalan nasional (PJN) wilayah II, untuk memberikan sanksi denda hingga mengancam memberhentikan kontrak terhadap rekanan yang mengerjakan pemeliharaan rutin pada Tahun anggaran 2017. Padahal, tidak main main pemerintah pusat merogok kocek untuk dana pemeliharaan jalan nasional di wilayah II di Provinsi Sulawesi Tengah, dibandrol senilai Rp10.660.240.000. Anggaran yang cukup fantastis itu, namun fakta terbalik terjadi dilapangan.
Alhasil penerimaan hasil serah terima pekerjaan preservasi pemeliharaan rutin ruas jalan, dengan nilai kontrak mencapai Rp10.660.240.000, kurang lebih sepanjang 200 kilometer di PJN Wilayah II tahun 2017 agaknya mengecewakan. Sinyal ini setelah wartawan trilogi.co melakukan penelusuran sepanjang ruas jalan yang masuk dalam daftar pemeliharaan di PJN wilayah II dua pekan awal tahun 2018.
PPK PJN wilayah II, Hikma, yang mengelolah anggaran pada ruas jalan Tumora, Tambarana, Poso Togolu, Tentena, Taripa Kabupaten Poso, Provinsi Sulawesi Tengah TA 2017, ketika dikonfirmasi melalui sambungan nomor telfon pribadinya enggan mersepon. Meskipun berkali-kali dihubungi via telfon dan mengirim pesan singkat via aplikasi whastsup, Hikma yang baru setahun menjabat sebagai PPK pemeliharan jalan nasional itu memilih bungkam, sampai berita ini diterbitkan.
Sebelumnya hasil penelusuran Trilogi.co dua pekan dibulan januari lalu, ditemukan sejumlah ruas jalan yang masuk dalam pemeliharan rutin yang menjadi tanggung jawab PPK wilayah II, sangat memprihatinkan. Tingkat kerusakan bervariasi, mulai dari aspal tergulung, bergelombang bahkan sebagian sudah mulai mengelupas dan berlubang dengan diameter bervariasi. Dilapangan juga ditemukan beberapa titik ruas sepanjang jalan yang masuk pegelolaan pemeliharaan minor dan mayor PJN wilayah II banyak ditemukan titik titik ruas yang baru kerja dalam tahap pemeliharan kembali rusak, tentunya hal ini kwalitas hasil pekerjaanya dipertanyakan.
Bahkan ada beberapa titik diruas jalan terdapat beberapa lubang yang kami duga itu tidak disentuh sama sekali, padahal ruas itu masih masuk dalam ruas jalan tahap pemeliharaan TA 2017 lalu. Tentunya dengan kondisi itu akan menjadi ancaman bagi pengendara yang melintasi jalur tersebut. Tidak sedikit orang mempertanyakan pengelolaan anggaran pada pemeliharaan ruas jalan PJN di wilayah II.
Memang sungguh ironis anggaran yang di gelontorkan oleh Pemerintah pusat sebanyak puluhan miliar untuk menggeber sejumlah proyek pemeliharaan rutin dihasilkan dengan kwalitas pekerjaan yang sangat buruk. Tentunya banyak yang menuding jika penyelenggara proyek bersama kontraktor pelaksana ada indikasi main mata untuk memikirkan keuntungan semata ketimbang kwalitas hasil pekerjaan.
Dengan mengusung slogan jalan nasional mantap. Achmad Cahyadi kepala BPJN Sulteng gencar membangun proyek infrastruktur hingga kebagian pelosok di daerah Provinsi Sulteng. Mimpi besarnya menyediakan jaringan konektivitas di semua wilayah dan memupus kesenjangan ekonomi di sekujur daerah di Sulteng. Terbagi menjadi proyek strategis daerah, total kebutuhan anggaran infrastruktur pada 2017 mencapai Rp 3 Triliun lebih. Dari jumlah itu, dipecah pecah, salah satunya dana pemeliharaan pada ruas jalan wilayah II yang ditangani PPK Hikma.
Lemahnya pengawasan untuk pemeliharaan jalan wilayah II yang dinilai banyak pihak sebagai mengambur hamburkan uang negara itu, dituding sebagai faktor utama. Salah satu sumber Trilogi.co menjelaskan ada tiga hal yang menyebabkan jalan rusak meski tengah di perbaiki. Pertama pembangunan atau perbaikan jalan tidak dibarengi dengan pembangunan dan perbaikan drainase. Menurut sumber, banyak drainase saat ini yang ada tertutup dan dipenuhi endapan lumpur serta sampah. Sehingga, ketika musim hujan turun, air yang menjadi musuh utama perbaikan jalan kembali berulah merusak jalan.
Apalagi banyak perusahan tidak menyediakan drainase yang baik dan membuat seluruh air hujan yang jatuh di perusahaan tersebut tumpah ruah kejalan. Kedua tambah sumber, banyaknya kenderaan, yang masih melanggar melintasi jalan dengan kendaraan notase berat meski dilarang. Dan ketiga, kerusakan jalan disebabkan karena spesifikasi bahan aspal/hotmix dan beton yang dilakukan tidak sesuai dengan diterapkan dan dikerjakan asal asalan.
Very interesting details you have observed, regards for putting up.Blog monetyze