Pada saat pembangunan fasilitas jalan raya, terdapat beberapa jenis konstruksi perkerasan. Di tahap ini pengerasan jalan menggunakan layer konstruksi yang memiliki ketebalan, kekuatan, dan kestabilan.
Tentunya aspek-aspek penting ini memerlukan perhitungan yang jeli. Tujuannya agar jalan dapat menyalurkan beban kendaraan yang melaju di atasnya.
Jenis Konstruksi Jalan Raya Tahap Perkerasan
Tahap perkerasan jalan merupakan proses pencampuran agregat dan bahan pengikat yang berfungsi untuk menopang beban jalanan.
Agregat tersebut biasanya seperti batu split, batu pecah, batu sungai, dan peleburan baja.
Sedangkan material pengikatnya bisa menggunakan semen, aspal, maupun tanah liat. Inilah beberapa jenis perkerasan jalan raya yang umum digunakan.
Konstruksi Perkerasan Lentur
Jenis konstruksi ini memanfaatkan aspal sebagai material pengikatnya. Aspal memiliki tekstur setengah padat dan sangat padat.
Untuk unsur utama yang mendominasi dalam aspal bernama bitumen. Unsur ini terbentuk secara alami maupun hasil dari penyulingan minyak.
Jenis perkerasan jalan ini sangat umum di Indonesia dan banyak negara lainnya. Mayoritas jenis aspal yang digunakan adalah 60/70 dan penetrasi 80/100.
Sedangkan untuk daerah dengan iklim dingin dan volume lalu lintas rendah bisa memakai aspal penetrasi tinggi 100/110. Sifat konstruksi aspal adalah memikul dan menyebarkan beban ke bagian tanah dasar.
Konstruksi Perkerasan Kaku
Untuk jenis konstruksi ini menggunakan semen portland atau PC. Banyak dikenal dengan sebutan jalan beton.
Biasanya diterapkan untuk area jalan dengan beban berat dan volume lalu lintas tinggi seperti jalan tol. Jenis konstruksi ini cenderung lebih tahan lama dan biaya perbaikannya lebih rendah.