TERJEPIT DI PENGHUJUNG JABATAN
BUPATI MOROWALI, Anwar Hafid, dalam posisi terjepit dan akan melepaskan kursi kekuasaan di daerahnya sendiri. Sejumlah kesepakatan dan kebijakan ketika itu, masih diragukan realisasinya. Tak ada yang spektakuler.
Layaknya perhelatan akbar, usai para tamu agung pulang, lokasi seremoni pertemuan kembali kosong dan menjadi lahan proyek. Semua yang terlibat dan kecipratan perhelatan seremoni pulang dengan kesan sendiri-sendiri. Itulah yang terjadi dengan acara ground breaking, peletakan batu pertama pembangunan Mesjid Agung, Fonuasingko, 26 Agustus 2015 silam.
Dua tahun lalu ketika itu, projeck pembangunan Mesjid Agung yang diklaim sebagai mesjid terbesar di Provinsi Sulawesi Tengah itu, terus digenjot. Tidak main main, Pemerintah daerah Kabupaten Morowali, merogok kocek hingga Rp 57.786.700.000 yang diambil dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) TA 2015. Proyek itu dibayarkan dengan system Multi Years Contarck (MYC).
Saat ini projeck pembangunanya masih berlangsung. Padahal dalam ketentuan kontrak ketika itu, antara pihak Pemkab Morowali dan pihak kontraktor pelaksana, pembangunan mesjid yang akan memiliki tujuh menara itu, dijadwalkan rampung pada bulan Desember 2017 lalu. Anehnya, fakta dilapangan, progresnya diperkirakan baru mencapai 75 persen.
Banyak pihak yang menuding, jika proses pelaksanaan pembangunan mesjid yang berada diatas lahan seluas 2 hektar itu dikerjakan secara lambat dan asal jadi. Lain halnya dengan pembangunan kampus Universitas Tadulako (Untad) II Kabupaten Morowali, yang juga dianggarkan melalui APBD pada tahun 2017 lalu, dengan nilai mencapai Rp 14.749.553.000, saat ini masih terkatung katung penyelesaianya. Menurut cerita yang berhasil dihimpun dilokasi, Jika pihak kontrakror pelaksana Kampus Untad II, baru terbayarkan separuh.
“Jujur saja pak, sebenarnya kami baru dibayarkan 50 persen oleh pemda. Coba kalian tanyakan hal itu, ada apa. Katanya sih, anggaranya defisit. Coba kalian cek juga pembangunan mesjid di Fonuasingko,” singkat Iwan pengawas proyek kepada Trilogi.co yang ditemui dilokasi proyek di Bahomoleo, dua pekan lalu.
Bagi para punggawa daerah itu, kinerja pemerintahanya saat ini diklaim sebagai kesuksesan besar. Setidaknya, pembangunan Mesjid Agung yang bisa menampung sebanyak 7000 jamaah itu, dan pembangunan Untad II, semakin nyata. Meskipun, banyak hal yang terindikasi menyerempet rambu saat proses penetapan pemenang hingga proses pelaksanaanya dilapangan.
Dibulan Mei 2017 lalu, Bupati Anwar Hafid, dengan sesumbar menegaskan dalam terbitan di sejumlah koran serta media online di Palu, jika pembangunan Mesjid agung yang menelan biaya Puluhan Miliar itu, akan rampung pada akhir tahun 2017 lalu. Hal ini, dia tekankan jika dalam laporan progres yang diterimanya melalui Dinas PU Kabupaten Morowali, pencapainya sudah masuk 60 persen ketika itu.
Akan tetapi hingga memasuki bulan kedua tahun 2018, pekerjaanya masih berlangsung, bahkan belum mencapai 100 persen. Meskipun dibulan empat mendatang, Anwar Hafid, akan meletakan jabatan bupatinya yang akan berakhir, setelah dilantik pada tahun 2013 silam. Meski gagal, dibenak masyarakat kabupaten Morowali itu, terbesit belum puas. Paling tidak, kejadian ini akan tercatat abadi didalam memori masyarakat penghasil nikel itu.
Bupati Anwar Hafid bersama Kadis PU Morowali, Rustam Sabalio, dikonfirmasi dari Palu, melalui sambungan telefon nomer ponsel pribadi keduanya, enggan merespon dan sepertinya memilih menutup diri rapat-rapat untuk tidak mau memberikan pernyataan kepada media ini. Hingga berita ini diterbitkan, Anwar Hafid dan Rustam Sabalio, itu masih belum tersambung dan memilih bungkam.
Hasil pantaun Trilogi.co, dua pekan lalu di Kabupaten Morowali, sejumlah pembangunan infrastruktur yang tersebar dibeberapa wilayah, yang dipastikan rampung pada akhir tahun 2017 lalu, kini menjadi molor. Sejumlah proyek yang menyedot biaya APBD puluhan Miliar itu masih digenjot.
Dengan mengusung slogan membangun daerah. Anwar Hafid gencar membangun proyek infrastruktur hingga kebagian pelosok di daerah Kabupaten Morowali. Mimpi besarnya menyediakan jaringan konektivitas di semua wilayah dan memupus kesenjangan ekonomi di sekujur daerah di Morowali.
Banyak menyerempet rambu, proyek menyedot miliaran rupiah Pembangunan Mesjid Agung Morowali dan Pembangunan Untad II, Anwar Hafid, ini digeber agar terus melaju. Tidak ada yang mengetahui dan memberi jaminan. Pemerintah Daerah melalui APBD, jor – joran menggeber sejumlah proyek prioritas di sejumlah titik. Alasanya, semuanya dalam mengatasi ketertinggalan. Khususnya dari sektor vital masalah pendidikan dan religi.
Dibandingkan dengan kabupaten lain, melalui ketersediaan anggaran, cukup mengesankan. Akan tetapi, melalui kalkulasi yang begitu matang, proyek yang menggerus anggaran miliaran rupiah itu, kini dipertanyakan. Dan sudah dapat dipastikan sejumlah pembangunan yang menyebarngi tahun itu, akan menjadi utang serta diwariskan bagi pemerintahan baru mendatang.