Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah melaporkan lebih dari dua ribu warga masyarakat di lima desa yang terdapat di tiga kecamatan di wilayah itu terpaksa mengungsi sejak Minggu malam (28/4), pasca peristiwa banjir bandang dan lumpur. Selain merendam sedikitnya 500 unit rumah, seorang warga juga meninggal setelah hanyut terbawa banjir.
MASYARAKAT TERISOLIR, PEMPROV SULTENG TANGANI JALAN DARURAT
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah menyebutkan hingga Senin malam (29/4) sedikitnya 2.400 warga atau 640 keluarga terpaksa meninggalkan rumah dan mengungsi ke tempat yang lebih aman pasca banjing bandang yang merendam ratusan rumah warga di lima desa di kecamatan Dolo Selatan dan Gumbasa.
Lima desa itu adalah desa Balongga, Desa Bangga, Desa Walanata, Desa Omu dan desa Tuva. BPBD Sigi juga melaporkan jalan Poros Palu – Kulawi antara Desa Salua – Desa Sadaunta di Kecamatan Kulawi tertimbun longsor.
Erwin warga dusun tiga desa Bangga mengatakan kepada trilogi.co.id banjir bandang yang berasal dari luapan air Sungai Ore terjadi sejak Minggu malam dan terus meningkat. Ketika ketinggian air sudah mencapai 1 meter, warga mulai mengungsi meninggalkan rumah-rumah mereka yang terendam banjir bercampur lumpur. Aliran deras banjir bandang itu diduga akibat tingginya curah hujan di wilayah itu dalam beberapa hari terakhir, yang juga ikut membawa batang-batang kayu berukuran besar.
“Malam itu kita sempat melakukan evakuasi terhadap warga-warga yang ada di dusun satu desa Bangga untuk mengungsi ke tempat pengungsian yang lebih aman. Ketinggian air di dusun satu itu sekitar 1 meter. Air bercampur lumpur. Hari ini warga sudah mengungsi semua di tempat-tempat yang lebih aman”jelas Erwin.
Sementara itu ditempat terpisah Kepala BPBD Kabupaten Sigi, Asrul Repadjori mengatakan desa Bangga di Kecamatan Dolo Selatan adalah yang terkena dampak paling parah dalam peristiwa banjir bandang itu.
BPBD Sigi mencatat hingga pukul 15.00 Wita kemarin lebih dari 500 unit rumah terendam lumpur, sementara 551 keluarga atau 2.259 orang di desa itu mengungsi ke tempat-tempat yang aman dengan dibantu petugas TNI/POLRI, Tim Basarnas, dan para relawan kemanusiaan. Seorang warga bernama Haji Bado (70) di desa Bangga diketahui meninggal dunia setelah hanyut terbawa aliran deras banjir Bandang.
“Kalau untuk kecamatan Dolo Selatan, kurang lebih 2.259 jiwa yang mengungsi, kurang lebih 500 KK. Alhamdulillah sudah kita tangani bersama dengan Pemerintah Daerah, aparat TNI dan POLRI, serta Palang Merah dan Basarnas. Dan Alhamdulillah ketiga desa itu sudah dilakukan pembuatan dapur umum dan tenda-tenda, serta pos kesehatan, juga adalah Pos pengamanan Polisi”ungkap Asrul Repadjori.
Menurut Asrul, warga terdampak banjir bandang di Kabupaten Sigi sangat membutuhkan bantuan berupa makanan siap saji, air bersih, pakaian layak pakai, selimut, obat-obatan serta kebutuhan balita karena diperkirakan ada 600 bayi dan balita yang juga ikut bersama orang tua mereka di tenda-tenda darurat.
Asrul menjelaskan sejak Senin kemarin, bantuan sudah mulai mengalir dari organisasi-organisasi kemanusian serta dari instansi-instansi Pemerintah setempat, termasuk dalam bentuk pendirian dapur-dapur umum.