Pemerintah Kabupaten Donggala, Provinsi Sulawesi Tengah mempercepat realisasi stimulan tahap II untuk rumah rusak berat, sedang dan ringan, dalam rangka percepatan pemulihan pasgempa dan tsunami.
“Kita targetkan 30 Agustus dana stimulan telah masuk ke rekening warga yang berhak menerima stimulan,” kata Bupati Donggala Kasman Lassa di Palu, Jumat 7 Agustus 2020.
Kasman Lassa mengaku telah memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Donggala untuk mempercepat proses administrasi berkaitan dengan verifikasi data penerima stimulan tahap II.
Karena, tanggal 30 Agustus 2020 dana stimulan tahap II, sudah harus masuk di rekening masing-masing warga yang berdasarkan verifikasi dan validasi dinyatakan berhak menerima.
Bupati menerangkan dana stimulan tahap II, merupakan dana hibah dari Pemerintah Pusat yang diberikan kepada daerah terdampak bencana untuk percepatan pemulihan.
Kasman menyebut, dana itu senilai Rp516 miliar yang diperuntukkan kepada 24.094 rumah rusak berat, sedang dan ringan. Masing-masing rumah mendapat Rp50 juta, Rp25 juta, dan Rp10 juta.
“Rp516 miliar itu terealisasi sudah 91 persen atau Rp448 miliar lebih,” ungkap Bupati, sembari menambahkan “Tersisa sembilan persen yang belum terealisasi, ini karena sebagian warga yang rumahnya rusak berat, sedang dan ringan, belum memasukkan data,” katanya.
Kasman menegaskan, warga harus memasukkan data yang lengkap, disertai bukti kerusakan rumah, yang selanjutnya akan diverifikasi dan validasi oleh BPBD, untuk dapat bantuan stimulan.
Hal itu karena, kata Bupati, ada petunjuk teknis pengelolaan dana stimulan, yang ditindaklanjuti dengan peraturan bupati.
Selanjutnya, ia mengemukakan, penyaluran dana stimulan kepada warga melalui beberapa bank meliputi, BRI, BNI, Bank Pembangunan Daerah, Bank Syariah, dan Bank Syariah Mandiri. Bupati juga menerangkan bahwa, untuk stimulan tahap satu, sudah selesai.
Anggaran stimulan tahap satu senilai Rp46 miliar yang diperuntukkan kepada 1.800 rumah rusak berat, sedang dan ringan.
“Sisa dua persen yang belum tersalurkan. Artinya tersalurkan sudah 98 persen. Masalahnya yaitu warga belum memasukkan data lengkap. Bank tidak akan mencairkan dana ke rekening warga, bila data tidak lengkap,” ujar Bupati.