Ruangan Senat Fakultas Teknik Universitas Tadulako, menyelenggarakan kegiatan diskusi terbatas tentang banjir yang melanda beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Tengah dengan mengahadirkan Narasumber, Guru Besar Teknik Sipil dan Pengamat Banjir Prof.Dr.Ir.H.M.Galib Ishak, M.S, Guru Besar Teknik Sipil Prof.Dr.Ir.I.Wayan Sutapa, M Eng, Dekan Fakultas Teknik Universitas Tadulako Dr.Eng.ir.Andi Rusdin, ST, MT,M.Sc, Ketua KDK Keairan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Untad Dr.rer.nat. Sance Lipu, ST, M.Eng dan Kepala Laboratorium Hidrolika Jurusan Teknik Sipil Universitas Tadulako Dr.Alifi Yunar, ST,MT.
Sance lipu sebagai pembuka dalam diskusi terbatas tersebut menjelaskan tentang fenomena banjir yang melanda kecamatan Lampasio di Kabupten Tolitoli, kecamatan Torue di Kabupaten Parigi Moutong.
Huntap Tondo di Kota Palu dan beberapa daerah di Provinsi Sulawesi Tengah di akibatkan oleh intensitas hujan yang tinggi, kemiringan lereng, struktur tanah yang jenuh dengan air pelimpasan dan perubahan tata guna lahan.
Andi Rusdin sebagai Dekan Fakultas Teknik Universitas Tadulako mengungkapkan Universitas Tadulako siap memberikan masukan sesuai Tridarma Perguruan tinggi, termasuk masalah banjir, beberapa akademisi sesuai keahlianya siap memberikan konstribui bidang Hidrologi dan Hidrolika dengan leading sektor adalah pemda.
Untuk membantu mencari solusi, Fakultas Teknik siap Kerja sama dengan Pemda baik Provinsi, Kabupaten dan Kota Palu.
Dalam pemaparan selanjutnya Prof.Galib yang konsen penelitian tentang banjir di Sulawesi Tengah, dari sisi aturan semua sudah terwadahi di Rencana Tata Ruang Baik RTURK Kota Palu dan RTRW Provinsi Sulawesi Tengah.
Master Plan Drainase Kota Palu, dan Perda tentang Sempadan Sungai, maka perlu di cari benang merahnya tentang perubahan tata guna lahan.
Kewenangan perlu selektif tentang ijin penggunaan lahan dengan kewenangan termasuk penanganan sempadan sungai, dan bangunan baru harus di kendalian dan pemerintah lehih mengedukasi masyarakat berupa sosialisai tentang bangunan di sempadan sungai
Galib Ishak yang juga Koordinator Program Studi Doktoral Teknik Sipil, menjelaskan bahwa karakteristik sungai yang berada di kota Palu adalah sungai tadah hujan dengan ifiltrasi agak besar dengan lebar di hulu dan kecil di hilir ini perlu penanganan dan rekayasa, karena ketika tiba waktu hujan dengan intensitas tinggi dan debit besar maka mengakibatkan banjir seperti yang terjadi sekarang ini.
Galib juga menyarankan kepada pemerintah untuk segera membuat Satgas Banjir untuk mengantisipasi bencana banjir kedepannya dengan menintegrasikan kewenangan antara pemerintah Provinsi, Kabupaten/kota dan Balai Wilayah Sungai Sulawesi Tengah, Karena DAS Kota Palu meliputi Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi Moutong.
Dalam presfektif lain Guru Besar Teknik Sipil Wayan Sutapa menjelaskan fenomena banjir ini terjadi bukanya hanya di Sulawesi Tengah tapi terjadi di Seluruh dunia terutama di Sulawesi Tengah Pemanasan global atau global warming adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.
Kondisi sekarang tidak ada batas musim kemarau dan musi hujan, perubahan iklim menjadi tantangan akademisi di Fakultas Teknik untuk memberi solusi kepada pemerintah, Solosi menurukan emiisi karbon sangat sederhana masyarakat harus gemar menanam dengan memanfaaatkan lahan yang tersedia.
Alifi Yunar selaku kepala Laboratorium Hidrolika menyahuti beberapa pemikiran narasumber sebelumnya dengan mengajak dan memanfaatkan sumber daya manusia yang ada terlibat langsung sebagai problem solving didalam kegiatan riset dan berharap Fakultas Teknik menjadi rujukan dan solusi menghadapi banjir di Sulawesi tengah.
Khusus banjir di Huntap Tondo akademisi Fakultas Teknik untad siap menyiasati dengan dua bidang kegiatan penelitian tekonologi yang paling tepat dengan topografi yang berada di Hutan Tondo yang cukup curam.
Riset-riset yang bisa di Implementasikan oleh stakholder dan mengkaji kembali road map tentang pencegahan banjir di Sulawesi Tengah dan Kegiatan Pengabdian dengan kolaborasi dengan pemerintah daerah sebagai leading sektor yang menangani huntap Tondo, demi kenyamanan masyarakat di Sulawesi Tengah.