Mantan pelaku terorisme menjalani proses berbeda dalam menyadari penyimpangan ajaran radikal. Berusaha memperbaiki ekonomi, berbaur dengan masyarakat untuk melawan stigma hingga menjadi sosok toleran.
DI kawasan bukit Jabal Rahma, Kelurahan Talise Valangguni, Kota Palu, ratusan orang menikmati hiburan aneka lomba semarak kemerdekaan RI ke- 77 dari bibir Tebing, Rabu 17 Agustus 2022. Hampir Sebagian di antaranya yang datang mengenakan kaos merah putih baik dari kalangan anak-anak hingga orang dewasa.
Hari itu mereka yang hadir warga RW II yang sebagian diundang untuk menjadi peserta lomba untuk memeriahkan hari Kemerdekaan RI ke 77 tahun, yang dibuat oleh mantan terpidana kasus terorisme, Farid Ramli Hamzah alias Farid.
Farid 42 tahun terlihat semringah saat melihat antusias warga yang hadir di acara kebudayaan dolanan yang digelar di area rumah pribadinya di Jalan Soekarno Hatta yang berhadapan dengan kantor Badan Intelejen Negara (BIN) Sulawesi Tengah.
Berdiri di atas lahan kurang lebih setengah hektare itu, terdapat rumah setengah jadi milik Farid yang dibangun beberapa bulan yang lalu dan memilki tanah trap tiga susun serta pekarangan yang luas.
Di areal itulah ratusan warga antusias datang menyaksikan beberapa lomba untuk memeriahkan hari Kemerdekaan RI dengan tema “Merajut Kebersamaan, Perkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa” yang dimulai pada pukul 16.00 wita hingga berakhir sukses.
“Saya tidak sangka kalau rame seperti ini !. Yang ini, dua RT saya undang pribadi kerjasama dengan pak RW setempat, dan itu saya danai semua” katanya.
Kegiatan dolanan kebudayaan itu, Farid menggandeng ketua RW II Kelurahan Talise Valangguni untuk mensukseskan lomba. Dibantu warga setempat dan rekan sejawatnya, persiapan pemasangangan puluhan bendera merah putih yang mengelilingi areal pekarangan rumah, hingga pemasangan tenda tertata rapi.
“Persiapan lomba ini, saya sudah rancang dua bulan yang lalu. Jadi ini murni dari pribadi saya sendiri” beber Farid yang saat itu mengenakan celana cingkrang dongker dan kaos lengan panjang loreng.
Kepada Trilogi, Farid menjelaskan kegiatan lomba 17 an yang digelar diarea rumah pribadinya itu, tidak terlepas dari tergerak untuk berikrar setia kepada Indonesia. Selain kuatnya keinginan pribadi yang berubah, dia juga bersyukur atas dukungan istri, keluarga dan rekan disekelilingnya.
“Saya juga di undang hadir upacara di Polda, tapi saya tidak ikut, hanya teman saja yang ikut disana !. Saya sampaikan alasanya, karena saya disini ada buat kegiatan lomba juga untuk memeriahkan 17 Agustus, dan itu saya juga cinta sama NKRI” ujar pria berambut gonrong ikal itu sebari menutup percakapan.
Memiliki masa lalu yang kelam hingga mendekam di penjara, mantan pelaku terorisme ini sukses dan gemar berbagi kepada siapa saja. Di masa lalu pasti semua orang mengharapkan sesuatu yang lebih baik pada kehidupanya.
Termasuk juga mantan kriminal yang pernah mendekam di penjara. Apapun masa lalunya, semua orang berhak punya masa depan yang bersinar.
Hal itu dibuktikan oleh Farid Ramli Hamzah, mantan napiter yang berhasil menjadi sosok pribadi yang lebih baik.
Farid dahulu memang memiliki catatan panjang pada kasus terorisme di Poso, Sulawesi Tengah. Pada tahun 2014 silam, Ia pernah terlibat sejumlah aktifitas terorisme dan ikut pelatihan militer bersama Hasan Zahabi alias Abu Yasid dibawah bendera Mujahidin Indonesia Timur (MIT) yang berafiliasi ke Isis besutan Santoso alias Abu Wardah.
Dia ditangkap di Kota Palu, pada tahun 2015 silam dan menjalani masa tahanan selama 6 tahun 8 Bulan di Mako Brimob Kelapa II lalu dipindahkan ke Lapas Kelas 1 Makasar pada tahun 2016. Bertahun-tahun Farid mantan terpidana terorisme mencoba menghilangkan stigma sekaligus membangun kehidupan ekonomi yang baru bersama sejumlah rekanya.
Kini, pria dengan nama lengkap Farid Ramli Hamzah, kelahiran Kota Palu tahun 1981 itu telah menjadi mitra BNPT, Kepolisian dan TNI dalam mencerahkan keluarga kelompok dalam menghambat proses penyebaran paham intoleransi.
Dirinya juga sejak usai menjalani masa tahanan 3 tahun yang lalu, sudah mengikrahkan diri dan berjanji setia untuk berpegang teguh pada Pancasila dan UUD 1945 serta menigkatkan kesadaran bela negara untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.