Petugas BNPB Kabupaten Sigi dan dinas pekerjaan umum bina marga (PU-BMPR) provinsi Sulawesi tengah terus berusaha membuka akses jalan di Desa Namo Kecamatan Kulawi, yang tertutup material banjir bandang dan tanah longsor yang terjadi Selasa malam 13 Agustus 2019.
Pembersihan material sisah banjir dan tanah longsor ini dilakukan agar akses warga yang menghubungkan tiga kecamatan di Sigi menuju kota Palu kembali terbuka. Mengingat, jalur tersebut adalah jalur satu-satunya untuk menjalankan roda ekonomi masyarakat di tiga kecamatan wilayah selatan kabupaten Sigi.
Pemerintah kabupaten Sigi yang sudah berkordinasi dengan pemerintah provinsi melalui dinas PU-BMPR Sulteng telah bekerja sejak hari pertama pasca bencana Selasa malam dengan membuka akses darat yang terputus dan menargetkan Kamis malam akan kembali terbuka untuk umum.
“Kami masih terus melakukan upaya untuk membuka akses jalan, sekarang ada 2 alat berat PU di sana,” kata bupati Sigi Moh Irwan Lapatta, seperti dikutip dari Antara news.com, Kamis 15 Agustus 2019.
Pada penanganan bencana itu, kata Irwan Lapatta, tiga kecamatan yang tidak dijangkau tersebut adalah Kecamatan Kulawi, Kecamatan Kulawi Selatan dan Kecamatan Pipikoro.
“Saya pastikan malam ini jalur ke daerah itu akan terbuka,” jelasnya.
Dirinya juga mengimbau kepada warga yang akan berangkat menuju ke tiga Kecamatan tersebut agar tidak melalukan perjalanan pada malam hari, mengingat rawannya longsor dibeberapa titik saat ke daerah tersebut.
Sementara itu, Kabid Jalan dan Jembatan dinas PU-BMPR Sulteng, Asbudianto, yang dihubungi Koran Trilogi, mengatakan telah mendapatkan info bencana dan tengah mempersiapkan tim untuk diarahkan ke lokasi bencana.
“Sekarang tim kami menuju ke lapangan,” singkat Asbudianto, melalui pesan elektronik Rabu 14 Agustus 2019.
Sebelumnya curah hujan tinggi yang terjadi di wilayah Kabupaten Sigi, mengakibatkan banjir bandang yang terjadi di desa Namo, Kecamatan Kulawi, Selasa malam sekira pukul 20.50 wita. Pada peristiwa itu, dua rumah warga hanyut diterpa banjir, puluhan rumah lainya rusak akibat terendam lumpur dan memaksa 122 kepala keluarga mengungsi.