Nikel Morowali
Kebocoran gas yang mengandung bahan kimia reaktif di pabrik produsen pipa baja PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) di Morowali, Sulawesi Tengah, ditenggarai dipicu Faktor kelalaian dan minim pengawasan. Pelanggaran berulang ini menjadi tamparan keras bagi pemerintah.
Pelanggaran berulang di pabrik nikel di Morowali yang mengakibatkan bocornya pipa gas reaktif itu menyebabkan panik diantara pekerja sekaligus juga menjadi bahan untuk di pelototin. Tak semestinya industri dengan investasi triliun rupiah tersebut beroperasi dengan mengabaikan standar prosedur keselamatan kerja.
Salah satu bukti terbaru yang terjadi di areal pabrik penghilirisasian nikel milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Pelangaran berulang di areal lokasi pabrik tambang nikel itu bukan yang pertama kali terjadi.
Beberapa bulan lalu, kecelakaan kerja juga terjadi disana. Sebuah tungku pemurnian nikel meledak menyebabkan korban jiwa sedikitnya 19 orang meninggal dunia karena terpanggang dan kesulitan bernapas dan melukai puluhan pegawai.
Teranyar insiden kebocoran gas yang mengadung asam sulfat hingga memicu 40 karyawan mengalami sesak napas dan harus menerima perawatan medis memantik perhatian publik terjadi pada Rabu 20 Maret 2024 pagi.
Menurut laporan dari sumber terkait, kebocoran gas itu terjadi sekitar pukul 07.00 WITA. Para karyawan yang mengalami sesak napas langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan.
Seorang pekerja yang menjadi saksi mata insiden tersebut mengungkapkan bahwa kebocoran gas terjadi di area pabrik yang sedang dalam proses pengelasan.
“Kami langsung merasakan bau gas yang sangat menyengat dan sulit bernapas,” ujar saksi tersebut.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak PT MTI Morowali terkait penyebab pasti kebocoran gas tersebut. Namun, pihak manajemen PT IMIP telah memberikan tanggapan terkait insiden tersebut.
Mengutip dari siaran pers yang ditulis oleh Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan menyebutkan bahwa Pipa Gas Bocor di PT MTI, Situasi Sudah Terkendali.
Peristiwa kebocoran pipa gas Acid (gas asam) diduga terjadi di area pabrik milik PT Merdeka Tsingshan Indonesia (MTI) di dalam Kawasan PT IMIP) Beruntung dalam kejadian itu tak sampai menimbulkan korban jiwa.
Peristiwa kebocoran pipa gas itu terjadi pada Selasa (19/3) sekitar pukul 23.00 wita pada saat sedang dilakukan commissioning (uji coba) pengoperasian pabrik asam milik PT MTI.
“Commissioning itu dilakukan pukul 22.00 wita. Sejam kemudian, tim MTI mendeteksi terjadinya kebocoran gas di lantai 4 pabrik,” tulis Dedy Kurniawan.
Menurut Dedy, pihak MTI kemudian mengevakuasi seluruh karyawan yang berada di sekitar lokasi kejadian ke tempat yang lebih aman. Selain itu, aktifitas commissioning dihentikan dan pabrik dihentikan operasionalnya.
“Seluruh karyawan PT MTI yang berada di lokasi kejadian dan dievakuasi semuanya dalam kondisi aman,” kata Dedy.
Meski demikian, ada sebanyak 40 orang karyawan dari empat perusahaan yang kebetulan lokasinya berdekatan dengan pabrik milik PT MTI harus mendapat pertolongan di fasilitas klinik PT IMIP. Puluhan karyawan itu mengalami gejala sesak nafas dan pusing. Diduga, mereka terpapar gas yang terbawa angin dari PT MTI hingga ke lokasi kerja puluhan karyawan tersebut.
Setelah mendapat perawatan selama kurang lebih empat jam, seluruh karyawan yang terpapar tersebut sudah diijinkan pulang karena sudah kondisinya sudah dinyatakan normal.
“Saat ini situasi baik di dalam areal pabrik PT MTI maupun pabrik-pabrik lain yang ada di sekitarnya sudah dalam kondisi normal. Namun lokasi kejadian masih kami tutup untuk kepentingan investigasi,” ujar Dedy.
Dalam kesempatan itu, Dedy juga menyatakan bahwa peristiwa kebocoran gas tersebut tidqak berdampak ke areal pemukiman penduduk. Sebab setelah dilakukan pengecekan kadar udara menggunakan alat Single Detector Only For So2 hasilnya adalah nihil.
“Nihil. Hasil pengujian kadar udara di Desa Labota tak ditemukan kandungan So2. Jadi Masyarakat tak perlu khawatir,” tutup Dedy.
Sementara itu, berdasarkan informasi dari pihak berwenang, proses penyelidikan sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti dan bertanggung jawab atas kebocoran gas ini. Para pekerja yang menjadi korban juga diharapkan akan segera pulih dan dapat kembali beraktivitas normal setelah mendapatkan perawatan medis yang memadai.
Kebocoran gas di pabrik PT MTI Morowali ini menunjukkan pentingnya perlunya perhatian ekstra terhadap keselamatan dan kesehatan kerja di lingkungan industri.
Insiden ini juga menjadi peringatan bagi pihak terkait untuk meningkatkan sistem pengamanan dan pemeliharaan fasilitas agar dapat menghindari kejadian serupa di masa mendatang.