Pengamat politik dan pemerintahan Dr Misran Lawani MSi mengatakan konstelasi politik Pilkada Sulteng sangat cair dan dinamis. Apalagi Pilgub Sulteng 2020 bukan hanya sekedar mencari figur yang sekedar dipasangkan.
Namun figur dipasangkan harus mereka yang punya konsep jelas sebagai pemimpin visioner penerobos batas.
Termasuk didalamnya wacana jika dipasangkan figur Ketua DPD Golkar Sulteng H. Mohamad Arus Abdul Karim dengan Hasanuddin Atjo Kepala Bappeda Sulteng sebagai Cagub dan Cawagub di Pilkada Gubernur Sulteng tahun 2020.
“Dalam politik segala kemungkinan itu bisa saja terjadi. Bagi saya, wacana tersebut merupakan salah satu peluang dari sekian banyak pilihan peluang” kata akademisi asal Poso kepada Koran Trilogi Minggu 15 September 2019.
Argumentasi Misran jika wacana ini terjadi, pasangan ini masih merupakan perpaduan pasangan yang ideal “politisi-birokrat Interpreneur” yang mampu membawa perubahan.
“Apalagi pak Hasanuddin Atjo merupakan Birokrat handal sekaligus pemikir, enterprenuer, dengan konsep-konsepnya yang cemerlang dan inovatif menerobos waktu. Sangat beruntung jika Parpol dapat menyandingkannya dengan kader terbaiknya” katanya.
Misran menilai figur pak H. Mohamad Arus Abdul Karim, dalam kapasitasnya sebagai Ketua DPD Partai Golkar Sulteng, dapat dengan leluasa menggerakan seluruh sumberdaya partainya untuk proses pemenangan.
Menurut Misran berkaca pada perolehan suara pada Pemilihan Legislatif 2019 lalu, hasil penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Sulawesi Tengah Nomor 560/PL.01.8 KPT/72/PROV/V/2019 tertanggal 13 Mei 2019, perolehan suara/kursi Partai Golkar sangat signifikan, sehingga patut diperhitungkan para Partai pesaingnya.
Dikatakan modal 7 kursi di DPRD Sulteng, dengan perolehan kursi yang merata diseluruh Daerah Pemilihan (Dapil), dengan perolehan suara pribadi para legislatifnya ditambah perolehan suara Partai, jumlahnya mencapai 284.864 suara atau 17,66% dari total suara sebanyak 1.612.703. Menempati urutan kedua setelah Partai Nasdem.
Partai Nasdem kata Misran, sebagai pemenang pertama, memperoleh suara sebesar 309.172 (19,17%) dengan 7 kursi, urutan ketiga Partai Gerindra 256.575 suara (15,91%) 6 kursi, kemudian PDIP 211.471 suara (13,11%) 6 kursi, Partai Demokrat 129.764 suara (8.05%) 4 kursi, PKB 113.740 suara (7.05%), PKS 103.114 suara (6.39%) 4 kursi, PAN 76.454 suara (4.74%) 2 kursi, Partai Perindo 53.190 suara (3,30%) 2 kursi, Partai Hanura 52.880 suara (3,28%) 2 kursi, dan PPP 21.479 suara (1,33%) 1 kursi.
Angka-angka perolehan suara/kursi setiap partai di atas katq Misran sangat penting untuk dicermati. Dengan kondisi data seperti ini, tidak ada satu partai pun bisa memenuhi syarat dengan sendirinya untuk mencalonkan pasangan Cagub dan Cawagub.
“Saat ini, walaupun masih ada, fenomena politik keterpilihan figur yang berasal dari wilayah timur dan barat Sulteng, bagi pemilih pada Pilgub 2020 nantinya, secara berangsur tereduksi seiring dengan makin cerdasnya masyarakat untuk memilih figur calon pemimpinnya” kata Misran
Bagi Akademisi asal Poso ini melihat tingkat pendidikan yang semakin baik dan pesatnya arus informasi lewat berbagai media cetak dan elektronik, media sosial, sangat berperan penting dalam mengeleminir fenomena ini.
“Rekam jejak, kualitas dan integritas seorang calon adalah salah satu faktor penting bagi para pemilih. Tetapi tidak kalah pentingnya, tentunya strategi yang akan dilakukan oleh Parpol dan tim suksesnya untuk memenangkan kandidat yang dicalonkannya” kata Misran.