Lomba Menangis di Tegal
Kebanyakan orang mungkin akan mengerutkan dahi jika mendengar kabar tentang lomba menangis. Namun, di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, lomba ini menjadi sorotan utama dan ternyata, suasana di Taman Wisata Purbawahana, Desa Purbayasa, Pangkah, pada Sabtu (20/7/2024), dipenuhi oleh ribuan tetes air mata dan tawa.
Seperti yang terjadi pada pagi itu, ratusan ibu-ibu berkumpul di bawah tenda yang megah di Taman Wisata Purbawahana, tempat yang biasanya identik dengan keceriaan dan hiburan.
Kali ini, suasana tenda tersebut lebih mirip dengan set film drama yang menguras air mata, dengan semua peserta bersiap untuk “pertarungan” tangis yang serius. Tanpa ada tanda-tanda sakit hati atau duka mendalam, ibu-ibu ini tampaknya sudah siap untuk membuat para juri terharu dengan cara yang sangat tidak biasa.
Ketika peluit berbunyi, satu sinyal ini memicu perubahan dramatis: ratusan wajah yang sebelumnya ceria mendadak menjadi penuh ekspresi sedih.
“Apa yang terjadi di sini? Apakah ada berita buruk?” tanya salah satu pengunjung. Ternyata tidak ada yang perlu dikhawatirkan ini adalah lomba menangis, dan para peserta benar-benar berusaha keras untuk meneteskan air mata sebanyak mungkin.
Lomba ini, yang baru pertama kali digelar, ternyata cukup menarik perhatian hingga melampaui target pendaftaran awal yang hanya 200 peserta.
Manager Taman Wisata Purbawahana, Dwi Kurniawan, mengungkapkan bahwa kehadiran peserta yang membeludak ini menunjukkan betapa besarnya antusiasme masyarakat terhadap lomba unik ini.
“Pendaftaran gratis memang jadi magnet bagi banyak orang,” ujar Dwi, sembari tersenyum melihat lautan air mata di hadapannya.
Setelah peluit berbunyi, para ibu ini tidak hanya menangis dengan sekadar air mata, tetapi mereka berusaha sekuat tenaga untuk menangis dengan penuh perasaan.
Mereka tidak boleh mengusap mata, dan tangisan harus tetap terus menerus hingga lomba selesai. Ini adalah strategi yang tidak hanya mengandalkan kemampuan alami tetapi juga teknik khusus untuk memancing air mata.
Winarni, pemenang pertama lomba menangis, mengungkapkan rahasianya kepada wartawan, “Saya pikirkan semua kesedihan yang pernah saya alami. Memikirkan masalah rumah tangga, atau mungkin nonton drama Korea yang bikin baper apa pun yang bisa memicu tangisan.” Dengan trik ini, Winarni tidak hanya menangis secara efisien tetapi juga meraih piala juara pertama dan hadiah uang tunai.
Para juara lainnya juga mendapatkan piala dan hadiah tunai, serta dua puluh peserta tambahan yang mendapatkan hadiah hiburan. Bagi banyak orang, lomba ini mungkin terdengar konyol, tetapi bagi peserta, ini adalah kesempatan untuk menunjukkan betapa canggihnya mereka dalam berdrama tanpa harus membeli tiket film!.
Dengan suksesnya lomba ini, tampaknya Tegal telah menambahkan sebuah kategori baru dalam daftar lomba-lomba unik di Indonesia. Apakah lomba menangis ini akan menjadi tren baru? Hanya waktu yang akan membuktikannya.
Namun, satu hal yang pasti, Tegal telah menunjukkan bahwa mereka tidak hanya kreatif dalam cara berpikir tetapi juga dalam cara menghadapi kehidupan dengan humor dan air mata.
Jadi, jika Anda merasa hari Anda penuh tekanan dan tidak ada cara untuk mengeluarkan emosinya, ingatlah lomba menangis di Tegal. Mungkin ini bisa menjadi cara baru untuk “menangani” stress setidaknya, Anda bisa pulang dengan piala dan senyuman lebar.
Dengan demikian, Tegal tidak hanya terkenal dengan keindahan alamnya tetapi juga dengan inovasi lomba yang unik. Siapa tahu, mungkin lomba menangis ini bisa menjadi inspirasi bagi kota lain untuk menciptakan lomba-lomba yang lebih kreatif dan menghibur di masa depan.