2 Tahun Tuntut Keadilan, Penyintas Donggala Rela Jalan Kaki Sejauh 20 Kilometer Untuk Temui Gubernur Baru. Mereka rata-rata para korban bencana gempa bumi dan tsunami dari wilayah Loli, Kabupaten Donggala.
Para penyintas ini, ingin menuntut keadilan kepada Gubernur Sulawesi Tengah, Rusdy Mastura, atas nasib mereka yang hingga saat ini yang menurut mereka belum tersentuh bantuan dari Pemerintah setempat.
Rombongan penyintas itu ingin menuntut agar Pemerintah Sulawesi Tengah untuk mengambil alih penanganan bantuan Hunian Tetap (Huntap) dan bantuan stimulan bagi rumah yang mengalami dampak bencana.
Berdasarkan informasi yang ada, ratusan penyintas ini berasal dari desa Loli dondo, Loli Pesua, Loli Tasiburi, tiba di kantor Gubernus Sulawesi Tengah, pada Selasa pagi 21 Juni 2021, sekira pukul 11.00 siang.
Koordinator Lapangan, Putra menjelaskan, wilayah Loli Raya menjadi salah satu daerah yang terdampak cukup parah pada bencana 2018 silam, seperti dikutip dari Poskota.
“Hingga saat ini, korban bencana dibiarkan terkatung-katung dalam penantian nasibnya untuk mulai membangun kembali kehidupannya,” kata Putra.
Ia mengatakan, pada 30 September tahun lalu, pemerintah setempat telah menyampaikan kepada para penyintas di tiga desa, yakni Desa Loli Dondo, Desa Loli Pesua dan Desa Loli Tasiburi, akan memenuhi tuntutan mereka.
“Masyarakat telah berulang kali mendapatkan janji serupa. Termasuk skema peralihan stimulan. Namun janji itu tinggal janji,” geramnya.
Ia menambahkan, diskusi telah diadakan berulang kali bersama pemerintah. Namun dalam proses pelaksanaannya, justru muncul masalah baru.
“Mulai dari data penyintas yang berantakan, lahan huntap yang terindikasi merugikan uang negara, karena berada di zona rawan bencana dan pencairan stimulan yang diskriminatif,” sebutnya.
Dalam aksi tersebut, korban bencana Loli Raya mendesak Pemerintah Provinsi menolak huntap, kejelasan hak keperdataan tanah penyintas.
“Kami minta Gubernur Sulteng mendesak Bupati Donggala untuk membuka seluruh data penerima dana stimulan dan mengevaluasi Bupati Donggala yang diskriminatif,” tegasnya.
Gubernur Sulteng, Rusdy Mastura akan memprioritaskan penanganan pascabencana di Palu, Sigi, Donggala dan Parigi Moutong.
“Itu menjadi salah satu prioritas kami,” kata Gubernur Rusdy Mastura.
Aksi itu merupakan buntut kekecewaan warga terhadap lambatnya proses penanganan pascabencana oleh Pemerintah Kabupaten Donggala terhadap warga penyintas di Loli. Tuntutan yang disuarakan oleh ratusan penyintas yang berunjuk rasa itu karena belum adanya pembangunan huntap untuk warga yang menjadi korban gempa bumi dan tsunami.