Pemerintah Kabupaten Morowali Utara mulai tahun 2022 ini, akan membuka ‘feeding center' atau pusat pemberian makanan bergizi untuk ibu dan balita yang berisiko terkena stunting (kekerdilan).
“Feeding center ini akan bertugas memberi makan secara teratur dan berkesinambungan selama enam bulan berturut-turut kepada keluarga yang menjadi target program,” kata Bupati Morut Delis J. Hehi yang dihubungi melalui telepon genggamnya, Jumat.
Dalam pemberian makanan bergizi itu, tim ‘feeding center' juga akan memberikan penyuluhan tentang pola makan yang baik sesuai potensi lokal dan kemampuan keluarga masing-masing untuk menghasilkan generasi yang sehat dan unggul.
Feeding center ini, kata Delis, mendesak untuk dilaksanakan karena prevalensi stunting di Morowali Utara masih relatif tinggi.
Menurut dia, di Morut saat ini tercatat sebanyak 680 anak berkategori stunting, yang tersebar di sepuluh kecamatan, dengan tiga kecamatan yang cukup tinggi prevalensinya yakni Bungku Utara 118 kasus, Soyo Jaya 96 kasus dan Petasia Timur 86 kasus.
Selain itu, sudah diidentifikasi terdapat 17 desa yang berisiko stunting dan akan menjadi sasaran prioritas pelaksanaan ‘feeding center' tersebut.
Ia menambahkan bahwa eliminasi stunting di Morut juga dilaksanakan lewat gerakan pemanfaatan lahan pekarangan (Gempar) dimana setiap keluarga berkategori miskin diberi bantuan pemberdayaan berupa kolam ikan nila berkonstruksi terpal, bibit ikan, dan pakannya, serta bibit durian musang king untuk dibudidayakan di pekarangan.
Keluarga sasaran juga akan mendapatkan bantuan pemagaran halaman serta pendampingan teknis agar usaha budidaya ikan dan tanaman durian tersebut bisa terpelihara dengan baik.
Dengan intervensi-intervensi seprti itu, kata Delis, ia berharap prevalensi stunting yang saat ini masih mencapai 16 persen bisa ditekan menjadi di bawah 10 persen pada 2024.
Program pengentasan kemiskinan dan eliminasi stunting ini akan melibatkan peran serta para pengusaha untuk menjadi bapak angkat bagi para keluarga miskin dan berisiko stunting.