Demonstrasi Pilkada di Palu Rusuh
Sebuah demonstrasi terkait pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Palu berubah menjadi ajang kerusuhan setelah kelompok massa dari berbagai penjuru kota menggelar aksi anarkis.
Dalam situasi yang semakin memanas, aparat kepolisian terpaksa mengambil tindakan tegas dengan memukul mundur para demonstran yang tidak terkendali.
Kerusuhan ini terjadi di tengah simulasi pengamanan kota (Sispamkota) yang digelar oleh Polda Sulawesi Tengah sebagai persiapan menghadapi Pilkada 2024.
Aksi unjuk rasa ini awalnya berlangsung damai sebelum berubah menjadi kacau ketika massa mulai melemparkan batu dan benda-benda keras lainnya ke arah petugas keamanan.
Aparat kepolisian yang dibantu oleh TNI, Satpol PP, dan instansi terkait lainnya segera merespons dengan menembakkan gas air mata untuk mengendalikan situasi.
Bentrokan antara petugas dan demonstran tak terelakkan, mengakibatkan sejumlah pendemo terluka dan harus dilarikan ke rumah sakit.
Kapolda Sulawesi Tengah melalui Wakapolda Brigjen Pol. Soeseno Noerhandoko menjelaskan bahwa simulasi pengamanan ini merupakan bagian dari uji kesiapan Polda Sulteng dalam menghadapi berbagai potensi gangguan selama Pilkada 2024.
“Simulasi ini adalah langkah strategis untuk memastikan kesiapan kami dalam mengamankan Pilkada 2024. Melalui kegiatan ini, kami dapat mengidentifikasi dan memperbaiki setiap potensi kelemahan yang ada,” ungkap Brigjen Pol. Soeseno Noerhandoko.
Selama simulasi, sebanyak 1.025 personel gabungan dikerahkan, termasuk Polri, TNI, Satpol PP, Damkar, Dinkes, BPBD, Basarnas, dan Linmas.
Simulasi ini berlangsung di Sirkuit Panggona, kota Palu, dan melibatkan skenario yang mencerminkan situasi nyata yang mungkin terjadi saat Pilkada.
Dalam simulasi tersebut, Polda Sulawesi Tengah juga menekankan komitmen mereka untuk menjaga netralitas dan profesionalisme selama proses Pilkada.
Wakapolda Sulteng mengingatkan seluruh personel bahwa mereka dilarang keras untuk terlibat dalam politik praktis dan diwajibkan menjalankan tugas dengan proporsionalitas yang tinggi.
Selain itu, Wakapolda juga mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk menjaga ketertiban selama Pilkada, serta menghindari provokasi, penyebaran berita hoaks, dan ujaran kebencian yang dapat memicu kerusuhan.
“Kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga situasi agar tetap kondusif selama Pilkada 2024. Hindari provokasi, penyebaran berita hoaks, dan ujaran kebencian selama Pilkada serta laporkan segala tindakan yang mencurigakan kepada pihak berwajib,” tambahnya.
Meskipun insiden kerusuhan ini terjadi dalam konteks simulasi, peristiwa tersebut tetap menjadi pengingat bagi semua pihak akan pentingnya kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi Pilkada yang akan datang.
Polisi telah menegaskan bahwa mereka tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas demi menjaga keamanan dan ketertiban selama berlangsungnya Pilkada 2024.
Dengan uji kesiapan melalui simulasi seperti ini, Polda Sulawesi Tengah berharap dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat, memastikan Pilkada 2024 berlangsung dengan damai dan tertib, tanpa adanya gangguan berarti.
Simulasi Demonstrasi Pilkada di Palu Rusuh ini juga menunjukkan pentingnya kolaborasi antara berbagai elemen keamanan dalam menghadapi situasi darurat, baik dalam simulasi maupun dalam kenyataan di lapangan.