Alasan pertama, kata Ridha Saleh, keinginan untuk bergabung di partai politik sebenarnya sudah lama ada dalam benaknya. Dan tawaran Partai NasDem untuk bergabung datang di momen yang tepat bagi dirinya.
“Masuk ke partai politik adalah sebuah proses yang ia yakini sebagai sebuah jalan, untuk niatnya yang bersungguh-sungguh dalam bertarung pada Pemilihan Walikota Palu 2024 mendatang” katanya.
Kedua, ujar Direktur Advokasi Rumah Mediasi Indonesia itu, memilih berlabuh ke Partai NasDem tentu ada relasi politiknya dengan tugas yang ia emban sekarang sebagai salah satu Tenaga Ahli Gubernur.
Hal itu tujuanya untuk mempercepat visi misi pemerintahan Gubernur sekarang (Cudi-Mamun), untuk di-back up secara politik kelancarannya.
“Ketiga, ini mungkin petunjuk dari Yang Maha Kuasa. Karena peristiwanya spontan, walaupun sudah berniat lama. Diberi kesempatan sehari untuk istighara menentukan pilihan menjadi kader Partai NasDem” ujarnya.
Alasan yang Keempat, di Partai NasDem ia mengaku cocok karena di dalamnya banyak kawan-kawan aktivis yang ia kenal betul sepak terjangnya. Termasuk Pak Cudi (Gubernur Sulteng) tempat Ridha banyak belajar. Dan Pak Ahmad Ali (Waketum DPP NasDem) tempatnya banyak berdiskusi tentang pembangunan yang berpihak kepada rakyat.
Kelima, disamping itu, ia juga cocok dengan platform perjuangan NasDem.
“Keenam, terkait diplot ke DPR RI itu sudah kewenangan partai. Karena ia juga harus belajar loyal terhadap keputusan partai” ungkap pria yang memelopori pembangunan wacana Ecocide di Indonesia itu.
Partai politik di Sulawesi Tengah saat ini beradu strategi memoles wajah jelang Pemilu 2024 mendatang. Kini Ridha Saleh, akhirnya resmi berkemeja biru.
Mulai kemarin mantan aktivis kemanusian dan lingkungan itu telah resmi bergabung ke Partai NasDem untuk ikut memanasi suhu politik di Sulawesi Tengah.