“Hari ini saya sangat mengapresiasi pemerintah dan masyarakat Banggai, Bangkep dan Balut atas pelestarian ritual adat tumpe ini. Ini adalah semangat melestarikan budaya, kami sangat memberikan apresiasi bahwa tiga kabupaten bersaudara ini telah dianugerahi Tuhan dengan keindahan alam dan budaya yang sangat luhur,” ungkapnya.
Sejalan dengan Festival Mombowa Tumpe, Sandiaga Uno juga mengingatkan masyarakat dan pemerintah daerah agar dapat menjaga kelestarian burung maleo yang saat ini juga terancam punah.
Sandiaga Uno juga mengatakan bahwa Festival Mombowa Tumpe ini membawa dua pesan penting, yakni melestarikan budaya dan konservasi burung maleo sebagai satwa endemik. Menurutnya, sama dengan menjaga kelestarian adat, burung maleo juga perlu diperhatikan dengan upaya konservasi serius agar tidak punah.
“Harus ada upaya pelestarian dan konservasi juga untuk burung maleo yang sudah terancam punah. Dengan begitu, ritual adat ini terus bisa berjalan bersamaan dengan pelestarian burung maleo yang menjadi satwa endemik Sulawesi, khususnya Sulawesi Tengah,” ujar Sandiaga Uno.
Sandiaga juga mengungkapkan bahwa burung maleo merupakan salah satu burung unik di dunia. Sebab, menurutnya hanya burung maleo di dunia ini yang begitu menetas langsung bisa terbang atau beradaptasi dengan alam liar.