Ketua Umum Bhayangkari Nyonya Tri Tito Karnavian sekaligus ketua umum Wanita Selam Indonesia (WSI) mengecek lokasi Penyelaman Massal di Manado, Provinsi Sulawesi Utara, Rabu (19/06/2019), di pantai Megamas.
Ketua Umum WSI ini, menyelam dari Belakang Youth Center di Kawasan Megamas Manado.
Sekitar 15 menit kemudian, Ketua Panitia Penyelaman Massal Wanita di Manado ini muncul di permukaan air bersama satu orang penyelam. Istri kapolri ini langsung disambut tim di atas speed boat.
Diketahui Provinsi Sulawesi Utara yang di Pimpin Gubernur Olly Dondokambey saat ini sedang buming mengembangkan bidang pariwisata internasional dengan kunjungan ribuan wisatawan manca negara termasuk wistawan dari negara julukan Tirai Bambu itu.
Keindahan pantai kota Manado yang terkenal dengan Taman Laut Bunaken dan juga pantai Kawasan Megamas cukup menarik sebagai tempat menyelam.
Karena itu, sangat tepat jika Pengurus WSI yang di Ketuai oleh Ny Tri Tito Karnavian akan menggelar event akbar pemecahan rekor dunia Guinness World Record (GWR) menyelam massal di Pantai Kawasan Megamas Manado, yang akan berlangsung tanggal 1 dan 3 Agustus 2019 mendatang.
Untuk mengechek kesiapan pelaksanaan kegiatan, Ketua WSI, Ny. Tri Tito Karnavian beserta tim melakukan peninjauan lokasi penyelaman, pada Rabu siang. Peninjauan lokasi ini dilakukan Ketua WSI Pusat, setelah usai memimpin rapat panita, di Fourpoints by Sheraton Manado.
“Kami tadi pagi lakukan rapat untuk memantapkan semua kegiatan, sinergitas antara Polda Sulut dan para panitia dari pusat dan juga panitia daerah, Manado. Tahapan persiapan bisa dibilang sudah 50 persen,” kata istri Kapolri Jendral Tito Karnavian, di depan sejumlah wartawan di Manado.
Dari pantauan disekitar lokasi penyelaman, terlihat mulai dipasang tempat-tempat maupun batas-batas.
Dipilihnya kembali Manado sebagai lokasi penyelaman massal, kata Ketua WSI, karena semua syarat-syarat yang diperlukan ada di Manado.
“Baik itu dari segi fasilitas, infrastruktur maupun keselamatan penyelaman, tempat penyelaman yang aman, dan juga tidak merusak karang, itu ada di Manado,” katanya.
Dijelaskan, kegiatan ini terbuka untuk umum, pesertanya bisa dari dalam dan luar negeri. Lanjutnya, jumlah peserta minimal 3000 orang, dan hingga saat ini yang sudah terdaftar langsung di website panitia sebanyak 1750 orang, sehingga masih diperlukan 1250 orang lagi.
Meski demikian, Ketua WSI menegaskan, pihaknya optimis jumlah tersebut (3000 orang) akan terpenuhi.
“Karena dari Manado sendiri ada sekitar 1500 orang yang belum terdaftar, tapi sudah ada orang-orangnya (calon peserta yang akan mendaftar). Belum lagi peserta dari seluruh Indonesia yang sudah kami data,” ungkap Ketua WSI.
Kondisi di dasar lokasi penyelaman yang berpasir, yang dikhawatirkan bisa mempengaruhi jarak pandang penyelam, menurut Ketua WSI hal tersebut tidak menjadi masalah.
“Berdasarkan pengalaman pada kegiatan tahun lalu, kami yakin tempat ini baik sekali. Walapun berpasir namun karena berat maka (pasir) cepat mengendap,” tuturnya.
Terkait peralatan menyelam, panitia akan menyiapkan tabung sebanyak 3000-3500 buah, termasuk pemberat. Sedangkan peralatan lainnya, disiapkan atau dibawa oleh masing-masing peserta.
“Untuk peralatan lainnya (selain tabung dan pemberat) juga kami siapkan, namun jumlahnya terbatas,” kata Ketua WSI.
Untuk memantau situasi lokasi penyelaman, terus dilakukan melalui survei oleh panitia daerah secara berkala.
“Mudah-mudahan cuaca bagus pada 1 dan 3 Agustus nanti. Dari survei dan data-data yang kami dapat, bahwa pada bulan Agustus nanti cuaca bagus,” kata Ketua WASI.
Kapolresta Manado Kombes Polisi Benny Bawensel SI.K, pengamanan ivent ini Polresta Manado akan menugaskan 490 personel.
“Sasaran pengamanan meliputi orang, benda, tempat atau lokasi serta seluruh rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan,” ujarnya.