Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola melakukan peletakan batu pertama pembangunan Smelter Galena dan Nikel PT Trinitan Metals and Minerals (TMM) Tbk di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Rabu kemarin 28 Oktober 2020.
Berdasarkan rilis Humas Pemprov Sulawesi Tengah yang diterima Koran Trilogi pada Kamis 29 Oktober 2020 menuliskan bahwa, direktur Utama PT Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST), Mulhanan Tombolotutu menyampaikan, perkembangan KEK Palu mengalami perkembangan sangat pesat.
Diawali dari tahun 2014, kawasan ini adalah kawasan industri yang dibina langsung Kementerian Perindustrian dan pada tahun 2017 kawasan ini ditingkatkan menjadi KEK.
Selanjutnya pada tahun 2020 KEK Palu diresmikan Menko Perekonomian.
Mulhanan Tombolotutu juga menyampaikan sudah ada 38 penyewa yang berinvestasi di KEK.
“Hari ini kita bisa groundbreaking perusahaan yang berskala besar yaitu pembangunan Smelter Galena dan Nikel di Kawasan Ekonomi Khusus PT TMM. Kemudian enam perusahaan besar akan menyusul juga membangun smelter di lokasi KEK,” katanya.
Direktur PT Trinitan Metal and Mineral Tbk, Widodo Sicipto mengatakan, pihaknya didirikan sejak tahun 2009 dan dalam waktu 10 tahun berkembang sangat cepat, baik dari sisi fasilitas, sertifikasi dan sales dengan penguasaan teknologi membuat produk TMM mampu mensuplai kebutuhan industri dengan industri otomotif, industri kabel, plastik, karet dan perhiasan.
“Saat ini kami berinvestasi di Palu merupakan bagian dari komitmen PT Trinitan Metals and Minerals Tbk untuk ikut berkontribusi membangun bangsa Indonesia,” tuturnya.
Direktur Perencanaan, Jasa dan Kawasan Badan Koordinasi Penanaman Modal RI, Nur Fuad mengucapkan terima kasih kepada PT TMM yang sudah berkomitmen untuk berinvestasi di KEK.
Demikian juga ucapan terima kasih kepada pemerintah provinsi yang sudah menfasilitasi dan memberikan kemudahan untuk berinvestasi di KEK, sehingga dilakukan groundbreaking smelter Galena dan Nikel PT TMM.
Nur Fuad juga menuturkan, sejak berdirinya KEK Palu dari tahun 2014 sampai dengan saat ini pihaknya sudah melihat perkembangan KEK Palu dan sampai dengan TW II ini Sulteng daerah investasi terbesar ketiga di Indonesia.
Sementara itu, Gubernur Longki Djanggola menyampaikan apresiasi dan menyambut baik atas terlaksananya groundbreaking Smelter Galena dan Nikel PT TMM.
Hal ini kata dia, merupakan aktualisasi hasil penandatangan kerjasama antara PT TMM dengan PT Bangun Palu Sulawesi Tengah pada 16 September 2020, dimana dalam poin kerjasama tersebut PT BPST akan menyediakan lahan seluas 200 hektare.
Selanjutnya Gubernur Longki menyampaikan bahwa pabrik smelter ini akan beroperasi tahun 2021 dengan memanfaatkan teknologi hidrometalurgi Step Tempratur Acid Leach (STAL) yang diklaim sebagai teknologi ramah lingkungan dan murah dari sisi investasi dibanding teknologi pemurnian nikel lainnya seperti High Pressure Acid Leach (HPAL).
Menurut gubernur, KEK Palu memiliki posisi sangat strategis sebagai pintu utara yang lebih dekat ke negara-negara tujuan ekspor Asia Timur seperti Jepang Korsel dan Tiongkok.
Dia juga menyampaikan, KEK Palu telah mendapat pengakuan di tingkat nasional sebagai KEK terbaik di Indonesia.
Gubernur juga menyampaikan bahwa investasi PMA yang masuk ke Sulteng tahun 2019 mencapai Rp 6,7 triliun atau 477 Juta USD dan PMDN mencapai Rp 2,3 triliun.
Hal ini menunjukkan bahwa Sulteng merupakan daerah investasi terbesar di wilayah Indonesia bagian timur dan terbesar kelema di Indonesia.
Gubernur juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada PT TMM yang sudah berinvestasi di KEK Palu dan mengucapkan kepada seluruh investor yang sudah berinvestasi.
Dia berterima kasih kepada PT Trinitan Metals and Minerals yang berkomitmen akan mengutamakan tenaga kerja dari masyarakat korban bencana.
“Dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim groundbreakingsmelter Galena dan nikel di KEK Palu saya nyatakan resmi dimulai. Kita doakan semoga berjalan dengan baik dan kita yang datang sekarang dapat kita kumpul kembali dalam pengoperasian smelter PT Trinitan Metals and Menerals,” pungkasnya Gubernur Longki Djanggola.