Investor China akan melakukan investasi senilai USD 260 Juta untuk pembangunan tempat pemurnian nikel (Smelter) dilokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) diKecamatan Palu Utara, Kota Palu.
Hal ini terungkap saat Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) Longki Djanggola menerima investor untuk berinvestasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu di ruang kerjanya.
Direktur Jaya Mineral, Tedi menyampaikan kepada Gubernur Longki bahwa lokasi KEK sangat strategis untuk dibangun smelter pengolahan nikel.
“Potensi Sulawesi Tengah sangat baik dan begitu juga kami tahu bahwa Pemerintah Provinsi (pemprov) Sulawesi Tengah sangat memberikan dukungan dan kemudahan untuk berinvestasi di lokasi KEK,” katanya.
Tedi menyampaikan pihaknya telah mengalokasikan tempat di KEK 50 hektare dan berinvestasi sebesar UDS 260 juta untuk tahap pertama dengan membangun empat line pabrik.
Sementara Lesli selaku Direktur Utama Jaya Mineral menyampaikan, pihaknya sangat tertarik berinvestasi di Palu karena potensi dalam pembangunan smelter nikel dengan harapan mendapat dukungan dari Pemprov Sulteng.
“Semoga kami dapat memberikan dampak di Sulawesi Tengah,” katanya.
Pada kesempatan itu, Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan, Elim Somba mengatakan, lokasi KEK sangat strategis dan semua instansi pendukung sudah berkantor disana.
Saat ini kata dia, di Sulteng sudah ada 23 smelter yang berproduksi dan ada juga sementara konstruksi, berinvestasi sangat menguntungkan.
“SDM saat ini sudah kita persiapkan melalui Politeknik Tambang Cabang Untad di Morowali,” katanya.
Gubernur Longki Djanggola mengucapkan terima kasih kepada Tedi yang mau berinvestasi di Sulteng.
“Lokasi KEK Palu sangat strategis dan kami sangat memberikan kemudahan untuk berinvestasi di Sulawesi Tengah,” katanya.
Dia menuturkan, rencana kedepan untuk mendukung pelayanan KEK, Pemprov Sulteng sudah merencanakan pembangunan jalan tol Palu-Parigi dan juga pengembangan Bandar Udara Mutiara SIS Aljufri menjadi bandar udara internasional.
“Yakinlah, pasti kami akan memberikan kemudahan berinvestasi di Sulawesi Tengah,” tutur Gubernur Longki.