Untuk pekerjaan Pembangunan huntap pasca bencana tahap 2A sebanyak 712 unit yang dikerjakan oleh PT WIKA Beton – MKI Kso, realisasi mencapai 58.628 persen, Rencana 61.332 persen, Deviasi -2.704 persen pada Minggu ke 41, dengan total waktu berjalan 287 hari dan sisa waktu 78 hari dari total waktu pelaksanaan 365 hari.
Kemudian pekerjaan Pembangunan huntap pasca bencana tahap 2B sebanyak 1.321 unit yang dikerjakan oleh PT Adhi Karya, realisasi mencapai 6.387 persen, Rencana 4.641 persen, Deviasi +1.746 persen pada Minggu ke 18 dengan total waktu berjalan 126 hari dan sisa waktu 239 hari dari total waktu pelaksanaan 365 hari.
Sementara pekerjaan Pembangunan huntap pasca bencana tahap 2C sebanyak 535 unit yang dikerjakan oleh PT Pembangunan Perumahan, realisasi mencapai 27.300 persen, Rencana 25.050 persen, Deviasi 2.250 persen pada Minggu ke 18 dengan total waktu berjalan 126 hari dan sisa waktu 58 hari dari total waktu pelaksanaan 180 hari.
Selanjutnya pekerjaan Pembangunan huntap pasca bencana tahap 2D sebanyak 449 unit yang dikerjakan oleh PT Waskita Karya, realisasi mencapai 34.221 persen, Rencana 40.183 persen, Deviasi -5.927 persen pada Minggu ke 18 dengan total waktu berjalan 126 hari dan sisa waktu 54 hari dari total waktu pelaksanaan 180 hari.
Dan pekerjaan Pembangunan huntap pasca bencana tahap 2E sebanyak 535 unit yang dikerjakan oleh PT Nindya Karya, realisasi mencapai 24.060 persen, Rencana 22.140 persen, Deviasi 1.920 persen pada Minggu ke 18 dengan total waktu berjalan 126 hari dan sisa waktu 114 hari dari total waktu pelaksanaan 240 hari.
Sesuai arahan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono pada awal dimulainya rehabilitasi dan rekontruksi di Sulawesi Tengah, menekankan bahwa penanganan pascabencana dengan pembangunan penyediaan hunian bagi penyintas harus melalui pendekatan build back better, tidak sekadar membangun dengan kerentanan yang sama.
Huntap dibangun dengan menggunakan teknologi Rumah Instan Sederhana Sehat atau RISHA. Teknologi RISHA ini sebagai konstruksi knock down yang dapat dibangun dengan waktu cepat dengan menggunakan bahan beton bertulang pada struktur utamanya. Di samping itu, RISHA juga dirancang sebagai bangunan tahan gempa.
Diharapkan kehadiran RISHA di wilayah rawan gempa seperti Palu dan Donggala membuat masyarakat setempat tidak kehilangan rumah serta harta bendanya akibat bencana gempa bumi.